Monday, April 25, 2011

Proposal Skripsi


Proposal Skripsi

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN STRATEGI BELAJAR AKTIF (ACTIVE LEARNING STRATEGY) TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 2 BABAT











Oleh:
NIK’ATIN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM
LAMONGAN


PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Perkembangan masyarakat Indonesia berjalan kian hari kian cepat. Salah satu faktor yang berpengaruh sangat besar terhadap kecepatan ini adalah pembangunan nasional. Ada banyak pengaruh yang memberikan arah kepada pembangunan nasional. Pengaruh yang sangat menonjol berasal dari penerapan ilmu dan teknologi. Seirama dengan perkembangan itu, tidak hanya terjadi pembenturan dan pergeseran nilai-nilai yang dianut masyarakat, tetapi bahkan terjadi pula perubahan-perubahan nilai.
Fenomena empirik menunjukkan bahwa pada saat ini di Indonesia terdapat banyak kasus kenakalan dikalangan para pelajar, diantaranya isu perkelahian pelajar, tindak kekerasan, premanisme, konsumsi narkoba dan minuman keras, pemerkosaan, pembunuhan, kurangnya etika berlalu lintas, dan kriminalitas-kriminalitas lain yang semakin hari semakin meningkat dan semakin kompleks telah mewarnai halaman surat kabar dan media masa.
Timbulnya kasus-kasus tersebut memang bukanlah semata-mata karena kegagalan pendidikan Agama di sekolah, tetapi bagaimana semua itu dapat digerakkan oleh pemerintah, masyarakat, dan sekolah dalam hal ini adalah guru agama untuk mencermati kembali dan mencari solusi lewat pengembangan metodologi pendidikan agama untuk tidak hanya berjalan secara konvensional-tradisional dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang telah mempengaruhi banyak para pelajar sehingga mereka berprilaku seperti itu.
Pendidikan pada hakikatnya adalah “usaha sadar membudayakan manusia atau memanusiakan manusiaI”. Manusia itu sendiri adalah pribadi yang utuh dan pribadi yang kompleks sehingga sulit dipelajari secara tuntas” (Sujana, 1989: 1). Oleh karena itu, masalah pendidikan tidak akan pernah selesai, sebab hakekat manusia itu sendiri selalu berkembang mengikuti dinamika kehidupannya. Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan, namun tidaklah berarti pendidikan harus berjalan secara konvensional dan tradisional.
Pendidikan tetap memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai-nilai manusia, baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai makhluk religius. Mengingat pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, maka keberhasilan pendidikan sangat bergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan berhasilnya pendidikan adalah pelaksanaan pendidikan, yaitu guru. Gurulah ujung tombak pendidikan sebab guru secara langsung berupaya mempengaruhi, membimbing, membina, dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang cerdas, terampil, dan bermoral tinggi.
Inilah hakikat pendidikan sebagai usaha memanusiakan manusia. Sebagai ujung tombak, guru dituntut memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai pendidik dan pengajar. Kemampuan tersebut tercermin dalam kompetensi guru. Sebagai pengajar paling tidak guru harus menguasai bahan yang diajarkannya dan terampil dalam hal cara mengajarkannya. Bahan yang harus diajarkan oleh guru tercermin dalam kurikulum (program belajar bagi siswa), sedangkan cara mengajarkan bahan tercermin atau berkaitan dengan proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar terjadi manakala ada interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Dalam interaksi tersebut guru memerankan fungsi sebagai pengajar atau pemimpin belajar atau fasilitator belajar, sedangkan siswa berperan sebagai pelajar atau individu yang belajar. Keterpaduan kedua fungsi tersebut mengacu kepada tujuan yang sama, yakni “memanusiakan siswa yang secara operasional tercermin dalam tujuan pendidikan dan tujuan pengajaran (instruksional)” (Sujana, 1989: 2), yang sekarang dikenal dengan istilah standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator hasil belajar.
Belajar-mengajar sebagai suatu proses memerlukan perencanaan yang saksama dan sistematis agar dapat dilaksanakan secara realistis. Perencanaan tersebut dibuat oleh guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar yang disebut dengan rancangan/skenario pembelajaran (RP) dan silabus.
Demikianlah, dalam melaksanakan proses belajar mengajar diperlukan adanya langkah-langkah yang sistematis sehingga mencapai hasil belajar siswa yang optimal. Langkah yang sistematis dalam proses belajar mengajar merupakan bagian penting dari strategi mengajar, yakni usaha guru dalam mengatur dan menggunakan variabel-variabel pengajaran agar mempengaruhi siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Upaya pengembangan strategi mengajar bertolak dari pengertian mengajar adalah “sebagai upaya memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajar. ‘Teaching is the guidance of learning activities’” (Sujana, 1989: 3). Pandangan atau pengertian mengajar tersebut pada hakikatnya adalah memberi tekanan kepada optimalnya kegiatan belajar siswa. Dengan perkataan lain, mengajar tidak semata-mata berorientasi kepada hasil (by produc), tetapi juga berorientasi kepada proses (by process) dengan harapan, makin tinggi proses makin tinggi pula hasil yang dicapai.
Atas dasar pemikiran tersebut maka tidak ada pilihan lain, upaya pengembangan strategi mengajar harus diarahkan kepada keaktifan optimal belajar siswa. Dalam istilah lain, harus mengembangkan strategi pembelajaran aktif yang sekarang terkenal dengan istilah strategi belajar aktif (active learning strategy).
Joni (dalam Sukandi, 2003: 2) mengungkapkan bahwa “upaya penyebarluasan penerapan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) di Indonesia, atau ketika itu dikenal dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), sudah dimulai sejak tahun 1978 melalui Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G)”. Kemudian lebih lanjut lagi, Joni (dalam Sukandi, 2003: 2) mengatakan bahwa:
Upaya ini dilakukan dengan cara menatarkan tehnik dan strategi pelaksanaan CBSA kepada tujuh ribu pendidik guru ( lima ribu guru SPG dan dua ribu dosen IKIP/FKIP) dengan harapan mereka akan menyebarkan gagasan pembaharuan ini ketingkat sekolah melalui para lulusannya. Namun kenyataannya, upaya ini kurang menunjukkan dampak yang nyata di sekolah-sekolah.
Seiring dengan munculnya undang-undang baru tentang kurikulum sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) yang dikeluarkan pada tahun 2003, dan telah diberlakukannya kurikulum 2004 berbasis kompetensi (KBK) di sekolah-sekolah, maka secara otomatis proses belajar-mengajar juga harus memperhatikan keaktifan guru dan siswa. Karena Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tersebut pada dasarnya ‘ruh’ kegiatan belajar mengajarnya adalah menggunakan strategi belajar aktif, sehingga dengan strategi ini proses pembelajaran (by process) dapat terlaksana secara baik dan tujuan pembelajaran (by produc) dapat tercapai secara maksimal. Jadi siswa dapat memperoleh informasi / pengetahuan secara mandiri dan mampu menerapkannnya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Diantara metode-metode yang digunakan oleh guru untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, misalnya adalah: resitasi, kerja kelompok, debat, diskusi, studi kasus, problem solving, tanya jawab, modeling, bermain peran dan lain sebagainya, yang kesemua metode-metode ini terangkum menjadi satu yang dinamakan dengan istilah pendekatan belajar aktif (active learning strategy).   

B.     Identifikasi Masalah

Dari paparan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang efektifitas pendekatan belajar aktif (active learning strategy) dalam proses belajar-mengajar dan penerapannya dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di tingkat SLTP, sehingga penulis mengambil judul skripsi ini dengan judul: Efektifitas Penggunaan Strategi Belajar Aktif (Active Learning Strategy) Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Di Smp Negeri 2 Babat

C.    Batasan Masalah

Agar tidak terjadi kesalah-fahaman dalam memahami hasil penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan batasan penelitian diantaranya:
Penelitian pertama, yaitu tentang penerapan Strategi Belajar Aktif (Active Learning Strategy) Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 2 Babat, yang meliputi: bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Babat, metode-metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Babat, usaha-usaha guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Babat dalam mengefektifkan metode-metode tersebut, dan bagaimana penerapan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Babat.
Penelitian kedua, mengenai faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan strategi belajar aktif (active learning strategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di SMP Negeri 2 Babat




D.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka fokus penelitian dalam penelitian ini dapat disebutkan sebagai berikut :
1.      Bagaimana efektifitas Penerapan Strategi belajar aktif (active learning strategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Babat.
2.      Apa Saja Faktor-faktor pendukung dan penghambat penerapan strategi belajar aktif (active learning strategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Babat.
E.     Tujuan penelitian

Tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah agar :
1.      Memiliki gambaran tentang efektifitas penerapan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 2 Babat.
2.      Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat penerapan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di SMP SMP Negeri 2 Babat

F.     Kegunaan Penelitian

Manfaat diadakan penelitian ini adalah :
  1. Merupakan suatu sumbangan pemikiran bagi lembaga sekolah mengenai bagaimana strategi-strategi yang digunakan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah.
  2. Sebagai bahan informasi bagi guru/pendidik, tentang keberadaan strategi/sistem yang digunakan dalam belajar-mengajar.
3.      Sebagai bekal dan tambahan wawasan keilmuwan bagi peneliti


G.    Definisi Operasional

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dalam penulisan penelitian ini, berikut dijelaskan terlebih dahulu kata kunci yang terdapat dalam pembahasan. Kata kunci tersebut antara lain : Strategi (Strategy), Belajar Aktif (Active Learning), dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Ø  Strategi (Strategy) yang dimaksud adalah tehnik, cara atau pola umum kegiatan guru-murid dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Ø  Sedangkan yang dimaksud dengan Belajar Aktif (Active Learning) adalah: belajar mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi siswa dan guru seoptimal mungkin sesuai dengan peran mereka masing-masing, dimana siswa aktif dalam belajar dan guru aktif dalam mengelola kegiatan belajar mengajar.
Ø  Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dimaksud adalah: upaya guru (khususnya guru agama) dalam membelajarkan siswa untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran / nilai-nilai agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan.
Ø  Sedangkan untuk ruang lingkup materi pendidikan agama Islam (PAI) di tingkat SLTP meliputi lima unsur, yaitu: al-Quran / hadist, keimanan, fiqih dan bimbingan ibadah, akhlaq, dan tarikh. Yang mana lima unsure tersebut sudah melebur menjadi satu dan dinamakan dengan materi Pendidikan Agama Islam (PAI)


H.    Hipotesis

Strategi belajar aktif (active learning strategy) yang diterapkan di SMP Negeri 2 Babat mempunyai dampak yang positif diantaranya adalah siswa menjadi termotivasi, kadar keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar PAI menjadi meningkat, dan hasil dari pembelajaran (evaluasi) tersebut semakin baik
I.       Metodologi Penelitian
Ø  Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan ini merupakan suatu proses pengumpulan data secara sistematis dan intensif untuk memperoleh pengetahuan tentang efektifitas penerapan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Babat serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam penerapan tersebut. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2002: 3) menyatakan bahwa: “Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati”. Kemudian lebih lanjut , Moleong (2002: 27) menyatakan bahwa:
Penelitian kualitaif berakar pada akar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan anlisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak, yakni peneliti dan subjek peneliti.
Berdasarkan pendapat diatas, maka penelitian ini diarahkan pada proses belajar mengajar dikelas khususnya dalam kaitannya dengan strategi guru untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam di dalam kelas dengan menggunakan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) di SMP Negeri 2 Babat
Ø  Prosedur Pengumpulan Data
v  Sumber data
Sesuai dengan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka dalam pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa prosedur, yaitu:
v  Interview
Metode interview adalah metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data (dalam hal ini individu yang bersangkutan) melalui dialog (tanya jawab) secara lisan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Hadi (2000: 192) bahwa “interview sebagai proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik yang satu menghadap yang lain dan mendengarkan sendiri suaranya”.
Responden-responden yang menjadi sumber data dalam penelitian ini, antara lain:
1) Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Plosoklaten Kediri ,
2) Waka urusan kurikulum SMP Negeri 3 Plosoklaten Kediri, dan
3) Guru agama SMP Negeri 3 Plosoklaten Kediri






v  Observasi
Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap obyek yang diteliti, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Hadi (2000: 136) bahwa ”metode observasi biasa dikatakan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sisitematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam arti yang luas, observasi tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung”.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data dengan jalan menjadi partisipan secara langsung dan sistematis terhadap obyek yang diteliti, dengan cara mendatangi langsung lokasi penelitian yaitu SMP Negeri 2 Babat untuk memperhatikan jalannya kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam melalui penggunaan pendekatan belajar aktif (active learning strategy).
Selain itu, metode observasi juga bisa digunakan untuk mengamati kondisi bangunan sekolahan, sarana dan prasarana sekolahan.
v  Dokumentasi
Menurut Arikunto (1991: 188) metode dokumentasi adalah “mencari data-data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, notulen, agenda dan sebagainya”.
Metode dokumentasi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan cara meneliti terhadap buku-buku, catatan, atau arsip tentang suatu masalah yang berhubungan dengan penelitian. Misalkan tentang konsep pendekatan belajar aktif (active learning strategy) dalam proses belajar mengajar dan penerapannya dalam pembelajaran pendidikan agama Islam ditingkat SMP, serta hal-hal lainnya yang ada hubungannya dengan tujuan penelitian.
Metode ini juga berguna untuk mengetahui tentang keberadaan sekolah misalkan struktur oganisasi, tugas dan fungsi pengelola, fasilitas, sarana dan prasarana, keadaan guru, staf, karyawan dan para siswa SMP Negeri 3 Plosoklaten Kediri dengan jalan melihat dokumentasi sekolah
Ø  Tekhnik Analisa Data
Setelah berbagai data terkumpul, maka untuk menganalisisnya digunakan tehnik analisis deskriptif, artinya peneliti berupaya menggambarkan kembali data-data yang telah terkumpul mengenai penerapan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) dan faktor-faktor pendukung serta penghambatnya dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 3 Plosoklaten Kediri.
Sebagaimana pandangan Surakhmad (1994: 139) bahwa tehnik analisis deskriptif adalah:
Cara menentukan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan kegiatan, pandangan dan sikap yang tampak, atau tentang suatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang sedang muncul, kecenderungan yang sedang menampak, pertentangan yang sedang meruncing dan sebagainya”.
Sedangkan Huberman (1992: 16) menyatakan bahwa: “Tehnik analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan / verifikasi.”


Ø  Pengecekan Keabsahan Data
Pengambilan data-data melalui tiga tahapan, diantaranya yaitu tahap pendahuluan, tahap penyaringan dan tahap melengkapi data yang masih kurang. Dari ketiga tahap itu, untuk pengecekan keabsahan data banyak terjadi pada tahap penyaringan data. Oleh sebab itu, jika terdapat data yang tidak relevan dan kurang memadai maka akan dilakukan penyaringan data sekali lagi di lapangan, sehingga data tersebut memiliki kadar validitas yang tinggi.
Moleong (2002: 173) berpendapat bahwa: “Dalam penelitian diperlukan suatu tehnik pemeriksaan keabsahan data”. Sedangkan untuk memperoleh keabsahan temuan perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan tehnik sebagai berikut :
1)      Persistent Observation (ketekunan pengamatan) yaitu “mengadakan observasi secara terus menerus terhadap objek penelitian guna memahami gejala lebih mendalam terhadap berbagai aktivitas yang sedang berlangsung dilokasi penelitian” (Moleong, 2002: 177). Dalam hal ini  yang berkaitan dengan penerapan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 3 Plosoklaten Kediri .
2)      Triangulasi yaitu “tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu.” (Moleong, 2002: 178).
3)      Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dengan cara “membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.” (Moleong, 2002: 178). Sehingga perbandingan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan tentang penerapan pendekatan belajar aktif (active learning strategy) dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 3 Plosoklaten Kediri (pada hasil observasi) dengan hasil wawancara oleh beberapa informan atau responden.
4)      Peerderieting (pemeriksaan sejawat melalui diskusi), Moleong (2002: 179) mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan pemeriksaan sejawat melalui diskusi yaitu “tehnik yang dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat”
Ø  Tahap Tahap Penelitian

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

0 comments: