Tuesday, August 17, 2010

pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan
memerintahkan umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan ajaran
Islam kepada seluruh umat manusia 1


Keharusan tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah di tengah-tengah
masyarakat itu sendiri, merupakan realisasi dari salah satu fungsi hidup setiap
manusia Muslim, yaitu sebagai penerus risalah Nabi Muhammad saw, untuk
menyeru dan mengajak manusia menuju jalan Allah, jalan keselamatan dunia
akherat. Disamping fungsi hidup sebagai khalifah di muka bumi ini.2
Keharusan tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah yang merupakan
tugas sebagai manusia Muslim sudah tercantum dalam kitab suci al-Qur’an,
surat al- Imron ayat 104 :

Artinya : Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang mungkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.3
Dalam melaksanakan tugas untuk mengajak manusia ke jalan Allah,
tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, seringkali jalan yang
ditempuh tidak mulus, dan selalu menemui hambatan dan rintangan.
Untuk itu dalam melaksanakan dakwah Islamiyah, diperlukan adanya
siasat cermat dan strategi dakwah yang jitu, diantaranya dengan memahami
kondisi mad’u yang dihadapi, dengan begitu dakwah yang kita sampaikan
akan mudah diterima oleh mad’u.
Untuk menunjang keberhasilan dakwah, perlu diusahakan usaha-usaha
yang cepat dan konkrit, baik dalam bentuk metode atau alat yang akan dipakai
untuk berdakwah. Salah satu usaha untuk dapat memenuhi harapan itu, yang
perlu diperhatikan adalah semakin lajunya ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Demikian pula dakwah dalam menyebarluaskan agama Islam, juga perlu
memperhatikan hal tersebut. Dimana untuk mencapai tujuan tersebut maka
harus mempertimbangkan media dan tidak lupa juga situasi dan kondisi
masyarakat.4
Dalam beberapa tahun terakhir ini, era informasi dan globalisasi
merupakan dua istilah yang sangat popular, dimana berbagai informasi dapat
diperoleh secara mudah tanpa harus datang ke tempat peristiwa atau kejadian
dimana peristiwa atau kejadian itu terjadi, hanya dengan menonton televisi di
rumah kita dapat menyaksikan peristiwa atau kejadian tersebut. Banyak pakar
berpendapat, kedua istilah tersebut mempunyai pengaruh dan peran besar
dalam membawa perilaku budaya, perilaku ekonomi, perilaku politik suatu
bangsa kearah perkembangan dan kemajuan masa depan. Dalam pengertian
bila suatu bangsa serta umat tidak mengantisipasi kehadiran era informasi dan
globalisasi dengan langkah-langkah cermat, kreatif dan positif, maka bangsa
serta umat itu akan menjadi kelompok yang tertingal.5
Pada zaman modern ini, bermacam tehnologi telah bermunculan
seperti televisi, radio dan internet, berbagai macam media tersebut dapat
dipandang sebagai media yang dapat berperan penting dalam mensukseskan,
atau bahkan sebagai penghambat bagi dakwah itu sendiri.
Dari sisi perannya, maka sebenarnya tehnologi semacam televisi,
radio, internet dan lain sebagainya dapat menjangkau masyarakat yang sangat
luas di Indonesia ini bahkan dunia. Dari luasnya jangkauan televisi, radio,
internet maupun media massa lainnya inilah, peluang kita terbuka untuk dapat
menyebarluaskan Islam kepada seluruh masyarakat baik dalam maupun luar
negeri.
Dari sisi penghambat lajunya dakwah, tehnologi membuat dunia yang
kelihatannya sangat jauh terasa bagai tak berjarak. Bagaimana tidak, kita
dapat menyaksikan secara cepat berbagai kejadian maupun peristiwa penting
yang ada diluar negeri.
Dengan media yang serba canggih itulah kebudayaan-kebudayaan
yang berasal dari luar negeri dapat masuk dengan bebasnya serta dengan
mudahnya kita dapat terpengaruhi, sehingga kita tidak menghirauan apakah
budaya-budaya itu sesuai dengan kebudayaan bangsa apa tidak. Dengan
begitu kebudayaan-kebudayaan yang berasal dari dalam negeri terancam
ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri.
Begitu juga kesenian, sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa,
kesenian juga terancam punah atau hilang, apabila generasi muda sekarang
sudah tidak mau tahu lagi tentang kebudayaannya, maka kita tinggal
menunggu waktu saja nasib kesenian tersebut, seperti halnya nasib
Dinausaurus yang telah punah dibumi ini.
Kesenian sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa, juga dapat
digunakan sebagai media dakwah, sebagaimana yang dilakukan oleh Sunan
Kalijaga, Ki Manteb Sudarsono, Ki Anom suroto dan dalang lainnya yang
memanfaatkan wayang kulit sebagai media dakwah, H. Roma Irama dengan
lagu dangdutnya, begitu juga Kesenian Kubrosiswo, salah satu kesenian yang
berasal dari Magelang ini juga dapat digunakan sebagai media dakwah.
Penulis mencontohkan kesenian kubrosiswo karena penulis tertarik
dengan kesenian tersebut, ketertarikan penulis berawal pada saat penulis
melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Dusun Pakel Desa Ketawang
Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Ketika tim KKN kami mau
melakukan perpisahan dengan warga setempat, warga meminta agar
perpisahan itu diramaikan dengan kesenian Kubrosiswo, singkat cerita usul
dari warga tersebut disetujui.
Setelah disetujui maka para warga yang tergabung dalam kesenian
Kubrosiswo melakukan latihan, setelah mendengarkan beberapa syair yang
dinyanyikan sebagai iringan untuk tari-tarian, penulis mulai penasaran dengan
pesan yang disampaikan dalam syair itu. Karena beberapa syair yang
terkandung dalam lagu itu terdapat nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Islam
atau pesan dakwah Islamiyah. Setelah itu penulis berusaha untuk menemui
pak Sutrisno sebagai tokoh kesenian tersebut, dengan tujuan untuk
mengetahui lebih jelas lagi tentang pesan-pesan dakwah yang terkandung
dalam syair-syair kesenian Kubrosiswo itu.
Beliau menjelaskan, bahwasanya beberapa syair dalam kesenian
tersebut disisipkan nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Islam, dengan tujuan
agar orang-orang yang menonton pertunjukan kesenian Kubrosiswo tidak
hanya mendapat tontonan saja, tetapi juga mendapat tuntunan, dalam artian
mengingatkan kewajiban sebagai umat Islam. Dengan kata lain bahwa
kesenian Kubrosiswo dipergunakan sebagai media untuk menyebarkan agama
Islam.6
Saat hari pementasan kesenian tersebut tiba, kami satu tim KKN
berbaur dengan masyarakat menyaksikan pementasan kesenian itu. Ditengah
tengah pementasan, timbul pertanyaan dalam diri penulis, mengapa pada saat
pementasan kesenian tersebut, seolah-olah para penontonnya lebih tertarik
untuk menyaksikan tari-tariannya, atraksi dan kesurupannya saja, daripada
mendengarkan syair lagu yang dibawakan. Padahal misi dakwah Islamiyah
yang terdapat pada kesenian tersebut terletak pada beberapa syair lagunya.
Itulah yang mendorong penulis untuk mengangkat kesenian Kubrosiswo
sebagai bahan pembuatan skripsi.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, ada sebuah
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini. Permasalahan itu adalah
sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo
terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang
Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Ingin mengetahui apakah ada pengaruh pesan-pesan dakwah dalam
kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat
Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.
Manfaat dari penelitian ini adalah
1. Secara toritis penelitian ini merupakan sumbangsih bagi keilmuan
dakwah dikemudian hari, yakni sebagai tolok ukur, apakah pesanpesan
dakwah yang terkandung dalam kesenian Kubrosiswo
berpengaruh terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa
Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang apa tidak.
2. Secara praktis penelitian ini dapat berguna bagi penelitian-penelitian
selanjutnya, baik akademis maupun non akademis.
D. Tinjauan Pustaka
Sebagai bahan telaah pustaka pada skripsi ini, penulis mengambil
judul-judul skripsi yang penulis kaji dari beberapa skripsi yang ada di
Fakultas Dakwah, judul-judul skripsi itu adalah :
1. Efektifitas Siaran Agama Islam Lewat Radio bagi Perubahan
Kehidupan Beragama Islam Masyarakat Kecamatan Tegal Timur
oleh Yani Mutriani (1194100). Dalam skripsinya, Yani
menyimpulkan tiga hal. Pertama, Atas dasar perhitungan dengan
menggunakan korelasi time off series, menyatakan bahwa nilai
tertinggi untuk siaran agama Islam lewat radio pada responden
adalah disiarkan pada sore hari, yaitu 47 orang dan terbanyak antara
usia 20-40 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Kedua, Atas dasar
perhitungan dengan menggunakan korelasi assosiasional adalah
25,30 dan itu lebih besar dari 9,49. Berarti tidak ada assosiasi antara
bentuk penyampaian siaran agama Islam dengan tingkat pendidikan.
Ketiga, Atas dasar perhitungan dengan menggunakan rumus product
moment yaitu sebagai berikut, pada n yang berjumlah 100
responden, diperoleh nilai 3,20412803291. Berarti ada efektifitas
atau radio masih efektif bagi masyarakat Kecamatan Tegal Timur
dalam hal perubahan kehidupan beragama Islam, baik dalam bidang
aqidah, syari’ah maupun ahlakul karimah. Sebagaimana ciri
keunggulan media radio sebagi media dakwah yaitu mempunyai
efektifitas tinggi, dapat menembus batas-batas geografis suatu
wilayah serta memperpendek waktu berkomunikasi.7
2. Pengaruh Pengajian Bulanan terhadap Peningkatan Ibadah Sholat
Karyawan Robinson Semarang, oleh Endah Listiyaningsih
(1197081). Dalam penelitiannya, Endah menyimpulkan empat hal.
Pertama, pengajian yang ada di Departemen Store Semarang
dilaksanakan setiap bulan sekali, yang bertujuan untuk membentuk
perilaku-perilaku keagamaan yang baik bagi jamaahnya. Kedua,
dengan dibimbing oleh beberapa penceramah, pelaksanaan pengajian
bulanan tersebut ditekankan pada materi syariah terutama bahasanbahasan
mengenai sholat, disamping pengetahuan-pengetahuan
umum agama Islam lainnya. Ketiga, peningkatan perilaku-perilaku
keagamaan, khususnya peningkatan sholat, tidak bisa diaplikasikan
tanpa adanya bimbingan dari ustadz-ustadznya. Keempat,
Berdasarkan hasil penelitian dari sejumlah responden, diperoleh
hasil bahwa rxy (korelasinya) adalah 0,665 dengan taraf signifikansi
95%. Sedangkan hasil dari r tabel product moment diperoleh 0,195.
Jadi rxy > rt maka signifikan, artinya pengajian yang dilaksanakan
setiap bulannya tersebut, berpengaruh pada peningkatan ibadah
sholat karyawan Robinson.8
3. Pengaruh Dakwah Bil Lisan terhadap Peningkatan Ibadah Sholat
Ibu-Ibu Jamaah Pengajian Muslimat di Kecamatan Margoyoso
Kabupaten Pati, yang ditulis oleh Fitrotin Zumala (1196008). Dalam
penelitiannya, Fitrotin menyimpulakan tiga hal. Pertama,
pelaksanaan kegiatan dakwah muslimat diwilayah Margoyoso
Kabupaten Pati selama ini berjalan secara rutin dan terjadwal.
Pengajiannya dilakukan dengan menggunakan metode dakwah billisan
(ceramah), metode tersebut dirasa sangat sesuai dan relevan,
mengingat taraf pendidikan masyarakat terutama anggota pengajian
itu sendiri yang masih relatif rendah. Kedua, berdasarkan analisis
data kuantitatif baik dengan taraf signifikansi 95% dengan ro: 0,711
dengan jumlah sampel 100 (N= 100) dan rt 0,05= 0,195 serta taraf
signifikan 95%, menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif
dan signifikan. Ketiga, dengan adanya dukungan dari masyarakat
dan tokoh agama, pengajian Muslimat di Kecamatan Margoyoso
dapat berjalan dengan lancar dan rutin.9
4. Pengaruh Dakwah Bil Lisan terhadap Pemahaman dan Pengamalan
Ajaran Islam (Studi Kasus Kompleks TNI AL Kalibanteng
Semarang), oleh Nasruddin (1197049). Dalam skripsinya, Nasruddin
menyimpulkan beberapa hal penting. Pertama, kegiatan dakwah di
komplek TNI AL Kalibanteng Semarang dilakukan secara rutin
maupun temporer, pengajiannya dilakukan dengan metode dakwah
bil lisan atau ceramah. Kedua, materi yang disampaikan oleh
beberapa penceramah pada umumnya ditekankan dalam berbagai
pengetahuan agama Islam, dengan tujuan untuk meningkatkan
pemahaman yang diharapkan mampu mengamalkan dalam
kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan ketentuan Islam. Ketiga,
Bardasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan rumus
product moment, dihasilkan rxy = 0,25599 dan rt = 0,195. Jadi rxy >
rt maka signifikan, artinya pengajian yang diselenggarakan di
kompleks TNI AL berpengaruh pada pemahaman dan pengamalan
ajaran Islam oleh para jamaahnya.10
Sedangkan judul yang penulis angkat adalah Pengaruh Pesan-Pesan
Dakwah dalam Kesenian Kubrosiswo terhadap Pengetahuan Keagamaan
Masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.
Dari beberapa telaah judul skripsi diatas, maka penulis beranggapan
bahwa penelitian diatas berbeda sekali dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis, baik judul maupun obyek penelitiannya.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan arah yang lebih jelas dan gambaran umum tentang
skripsi ini, maka penulis membuat uraian singkat tentang isi setiap bab dari
skripsi ini, sistematikanya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.
BAB II KERANGKA DASAR PEMIKIRAN TEORITIK
Dalam Bab ini berisi tentang kerangka teori yang terdiri dari deskripsi
teoritik variabel independen, deskripsi teoritik variabel dependen, dan analisis
teoritik hubungan variabel independen dan dependen. Dalam bab ini juga
memuat tentang hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis dan metode penelitian, definisi konseptual
dan operasional, sumber dan jenis data, populasi dan sampel, tehnik
pengumpulan data dan tehnik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA KETAWANG KECAMATAN
GRABAG KABUPATEN MAGELANG
Bab ini berisi tentang sekilas letak geografis, perekonomian,
pendidikan, social kemasyarakatan, sosial keagamaan desa Ketawang
Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Selain itu juga memuat penjelasan
sekilas tentang kesenian Kubrosiswo, yang meliputi sejarah masuknya
kesenian tersebut di desa Ketawang tepatnya berada di dusun Pakel,
perlengkapan, pementasan kesenian tersebut serta pesan-pesan dakwah dalam
kesenian Kubrosiswo.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang perhitungan statistik tentang pengaruh pesan-pesan
dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan
masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, yang
terdiri dari analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan penutup.
BAB II
KERANGKA DASAR PEMIKIRAN TEORITIK
2. 1. Landasan Kerangka Teori
2. 1. 1. Pesan-pesan dakwah
Proses komunikasi merupakan aktivitas yang mendasar bagi manusia
sebagai mahluk sosial. Dalam proses komunikasi tersebut mencakup sejumlah
komponen atau unsur, salah satu komponen atau unsur tersebut adalah pesan.
Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh komunikator.
Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai panduan
pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi keluhan, keyakinan,
imbauan, anjuran dan sebagainya. 11
Pernyataan tersebut dibawakan oleh lambang, umumnya bahasa.
Dikatakan bahwa umumnya bahasa yang dipergunakan untuk menyalurkan
pernyataan itu, sebab ada juga lambang lain yang dipergunakan, antara lain
kial, yakni gerakan anggota tubuh, gambar, warna, dan sebagainya.
Melambaikan tangan, mengedipkan mata, mencibirkan bibir, atau
menganggukkan kepala adalah kial yang merupakan lambang untuk
menunjukkan perasaan atau pikiran seseorang. Gambar, apakah itu foto,
lukisan, sketsa, karikatur, diagram, grafik, atau lain-lainnya, adalah lambang
yang biasa digunakan untuk menyampaikan pernyataan seseorang. Demikian
pula warna, seperti pada lampu lalu lintas: merah berarti berhenti, kuning
berarti siap, dan hijau berarti berjalan; kesemuanya itu lambang yang
dipergunakan polisi lalu lintas untuk menyampaikan intruksi kepada para
pemakai jalan. Diantara sekian banyak lambang yang biasa digunakan dalam
komunikasi adalah bahasa, sebab bahasa dapat menunjukkan pernyataan
seseorang mengenai hal-hal, selain yang kongkret juga yang abstrak, baik
yang terjadi saat sekarang maupun waktu yang lalu dan masa yang akan
datang. Tidak demikian kemampuan lambang-lambang lainnya.12
Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah
didalam usaha mecoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan
ini dapat bersifat informatif, persuasif, dan coersif :13
1. Informatif :
Memberikan keterangan-keterangan dan kemudian komunikan dapat
mengambil kesimpulan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan informatif
lebih berhasil daripada pesan persuasive misalnya pada kalangan
cendikiawan.
2. Persuasif :
Bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang
bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan rupa pendapat atau
sikap sehingga ada perubahan. Tetapi perubahan yang terjadi itu
adalah atas kehendak sendiri, misalnya pada waktu diadakan lobby,
atau pada waktu istirahat makan bersama.
3. Coersif :
Memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuk yang terkenal
dari penyampaian pesan secara ini adalah agitasi dengan penekananpenekanan
yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan diantara
sesamanya dan pada kalangan publik. Coersif dapat berbentuk
perintah, instruksi dan sebagainya.
Untuk merumuskan pesan agar mengena, pesan yang disampaikan
harus tepat, ibarat kita membidik dan menembak, maka peluru yang keluar
haruslah tepat kena sasarannya. Pesan yang mengena harus memenuhi syaratsyarat
:14
a. Pesan harus direncanakan (dipersiapkan) secara baik, serta sesuai
dengan kebutuhan kita.
b. Pesan itu dapat menggunakan bahasa yang tepat dimengerti kedua
belah pihak.
c. Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta
menimbulkan kepuasan.
Pendapat lain mengatakan syarat-syarat pesan harus memenuhi :15
1. Umum
Berisikan hal-hal yang umum dan mudah dipahami oleh komunikan/
audience, bukan soal-soal yang Cuma berarti atau hanya dipahami
oleh seseorang atau kelompok tertentu.
2. Jelas dan gamblang
Pesan yang disampaikan tidak samar-samar. Jika mengambil
perumpamaan hendaklah diusahakan contoh yang senyata mungkin,
agar tidak ditafsirkan menyimpang dari yang kita kehendaki.
3. Bahasa yang jelas
Sejauh mungkin hindarkanlah menggunakan istilah-istilah yang tidak
dipahami oleh si penerima atau pendengar. Gunakanlah bahasa yang
jelas dan sederhana yang cocok dengan komunikan, daerah dan
kondisi dimana kita berkomunikasi, hati-hati pula dengan istilah atau
kata-kata dari bahasa daerah yang dapat ditafsirkan lain oleh
komunikan.
4. Positif
Secara kodrati manusia selalu tidak ingin mendengar dan melihat halhal
yang tidak menyenangkan dirinya. Oleh karena itu setiap pesan
agar diusahakan dalam bentuk positif.
5. Seimbang
Pesan yang disampaikan oleh karena kita membutuhkan selalu yang
baik-baik saja atau jelek-jelek saja. Hal ini kadang-kadang berakibat
senjata makan tuan, cenderung ditolak atau tidak diterima oleh
komunikan.
6. Penyesuaian dengan keinginan komunikan
Orang-orang yang menjadi sasaran dari komunikasi yang kita
lancarkan selalu mempunyai keinginan-keinginan tertentu, oleh sebab
itu pesan-pesan yang disampaikan harus dapat disesuaikan dengan
keinginan-keinginan komunikan tersebut.
Berbeda dengan komunikasi pada umumnya, komunikasi Islam
mempunyai ciri khusus, yakni pesan-pesan yang ada dalam komunikasi
tersebut bersumber dari Alqur’an dan hadis. Dengan sendirinya komunikasi
Islam (Islami) terikat pada pesan khusus, Yakni dakwah, karena Alqur’an
adalah petunjuk bagi seisi alam dan juga merupakan (memuat) peringatan,
warning dan reward bagi manusia yang beriman dan berbuat baik (Surat Al
Ashr).16Artinya bahwa dalam komunikasi Islam itu terdapat pesan-pesan
dakwah. Pesan-pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari
Al Qur’an dan Sunnah baik tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan
(risalah) tentang hablum minallah atau mua’amallah ma’al Khaliq, hablum
minan-nas atau mua’mallah ma’alkhalqi, Mengadakan keseimbangan
(tawazun) antara kedua itu.17
Model komunikasi Islam yang pesannya bersumber pada Alqur’an dan
Hadis Nabi, tentulah pesan itu bersifat imperatif atau wajib hukumnya untuk
dilaksanakan, karena merupakan pesan kebenaran berdasarkan firman Allah
Swt. dan Hadis Nabi. Pesan tidak boleh merupakan sensasi, kebohongan,
kefasikan, pelintiran kata-kata dan kebohongan publik (public lies).
Meskipun demikian komunikasi Islam disamping sangat
mengutamakan etika (ahlakul karimah) juga mementingkan metode persuasi.
Hal itu dapat dilihat antara lain didalam Surat An-Nahl ayat 125 dan surat Al-
Ashr ayat 3. Didalam surat Al-Ashr Tuhan mengingatkan kepada manusia,
bahwa orang-orang yang tidak berada dalam kerugian setiap waktu, hanyalah
yang beriman, berbuat baik dan saling menasihati tentang kebenaran dan
perlunya kesabaran. Didalam Surat An-Nahl manusia diperintahkan untuk
saling mengajak kejalan Tuhan dengan kebijaksanaan, saling memberi
penerangan yang baik, bertukar pikiran, berdiskusi dengan cara yang lebih
baik.18
Berkaitan dengan pesan-pesan yang bersumber pada Alqur’an dan
Hadis, dalam dakwah, pesan-pesan itu masuk dalam unsur materi dakwah.
Materi dakwah adalah semua ajaran yang datangnya dari Allah SWT yang
dibawa oleh Rosulullah saw untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia
yang berada di muka bumi.19
Materi dakwah sebagai pesan dakwah merupakan isi ajakan, anjuran
dan idea gerakan dalam rangka mencapai tujuan dakwah. Sebagai isi ajakan
dan idea gerakan dimaksudkan agar manusia mau menerima dan memahami
serta mengikuti ajaran tersebut, sehingga ajaran Islam ini benar-benar
diketahui, difahami, dihayati dan selanjutnya diamalkan sebagai pedoman
hidup dan kehidupannya.
Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah
yang ingin dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi
dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu : Masalah aqidah,
Masalah syari’ah dan Masalah budi pekerti (ahlakul karimah) :
1. Bidang Aqidah
Aqidah Islam sabagai sistem kepercayaan yang berpokok pangkal atas
kepercayaan dan keyakinan yang sungguh-sungguh akan ke-Esaan
Allah Swt adalah merupakan materi terpenting dalam kegiatan da’wah.
Sebagaimana diketahui bahwa rukun iman itu ada 6 (enam) dimana
rukun yang pertama adalah iman kepada Allah swt. Yang merupakan
pokok dari rukun iman yang lain; sedangkan rukun iman secara
keseluruhan menjadi asas dari ajaran islam secara keseluruhan pula.
Dalam hubungan ini Al-Maududi mengatakan :
“Bahwa dalam ajaran Muhammad saw. Percaya kepada Allah itu
sangat penting dan prinsipil. Itulah yang menjadi pusat urat nadi Islam
dan sumber kekuatan. Semua kepercayaan, perintah dan undangundang
Islam berdiri diatas dasar ini, dan semua mempunyai kekuatan
dari sumber ini”.
Dalam hubungannya dengan iman ini An-Nawawi mengatakan bahwa
“Iman itu adalah keyakinan ucapan dan perbuatan yang bisa
bertambah dan berkurang”
Oleh karena itu penanaman dan pembinaan keimanan bagi penerima
da’wah secara terus menerus perlu dilakukan, baik yang masih lemah
imannya maupun yang sudah kuat imannya. Selain penanaman dan
pendidikan aqidah, maka penolakan dan bantahan terhadap faham lain
diluar Islam perlu dilakukan, seperti terhadap faham meterialisme,
atheisme dan ajaran lain yang tidak sesuai dengan aqidah Islam.
Lain daripada itu pesan da’wah dalam bidang aqidah ini juga berisi
anjuran dan cara menjaga aqidah dari segi penyelewengan atau
rusaknya aqidah serta jalan yang dapat menyebabkan rusaknya aqidah
Islam.
Materi da’wah yang berkaitan dengan aqidah ini meliputi aspek aqidah
kepercayaan, antara lain kepercayaan kepada Allah, kepercayaan
kepada Rasul Allah, kepercayaan kepada kitab-kitab Allah,
kepercayaan kepada hari akhir, kepercayaan kepada yang ghaib
termasuk percaya kepada Malaikat, Surga, Neraka dan lain-lain. 20
2. Bidang Syari’ah
Syariah dalam Islam adalah berhubungan erat dengan amal lahir
(nyata) dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah
guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya, dan
mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia.hal ini dijelaskan
dalam sabda Rosulullah saw. yang artinya :
“Islam adalah bahwasanya engkau menyembah Allah SWT. Dan
janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun,
mengerjakan sembahyang, membayar zakat yang wajib, berpuasa
dalam bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji di Mekah
(Baitullah)”. (H. R. Bukhori Muslim)
Hadis diatas mecerminkan hubungan antara manusia dengan Allah
Swt. artinya masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah
syar’iyah bukan saja terbatas pada ibadah kepada Allah, akan tetapi
masalah-masalah yang berkenaan dengan pergaulan hidup antara
sesama manusia diperlukan juga. Seperti hukum jual beli, berumah
tangga, warisan kepemimpinan dan amal shaleh lainnya. Demikian
juga larangan-larangan dari Allah seperti minum, berzina, mencuri dan
sebagainya termasuk pula masalah-masalah yang menjadi materi
dakwah Islam (nahi anil munkar).21
3. Budi pekerti atau ahlakul karimah.
Masalah ahlak dalam pelaksanaan dakwah (sebagai materi dakwah)
merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan
keislaman seseorang. Meskipun ahlak ini berfungsi sebagai pelengkap,
bukan berarti masalah ahlak kurang penting dibanding dengan masalah
keimanan dan keislaman. Sebab Rosulullah sendiri pernah bersabda
yang artinya : Aku (Muhammad) diutus oleh Allah di dunia ini hanya
untuk menyempurnakan ahlak”.(H.R. Muslim).22
Keseluruhan materi dakwah yang tersebut diatas pada dasarnya
bersumber dari dua sumber, yaitu :23
1. Alqur’an dan Hadits
Agama Islam adalah agama yang menganut ajaran kitab Allah yakni
Al-qur’an dan hadits Rosulullah saw. Yang mana kedua sumber ini
merupakan sumber utama ajaran-ajaran Islam.
2. Ra’yu Ulama (opini ulama)
Islam menganjurkan umatnya untuk berfikir, berijtihad menemukan
hukum-hukum yang sangat operasional sebagai tafsiran dan takwil Al-
Qur’an dan hadits. Maka dari itu pemikiran dan penelitian para ulama
ini dapat pula dijadikan sebagi sumber kedua setelah Al-qur’an dan
hadits. Dengan kata lain penemuan baru yang tidak bertentangan
dengan Al-qur’an dan hadits dapat pula dijadikan sebagai sumber
materi dakwah.
2. 1. 2. Pengetahuan Keagamaan
Pengetahuan yang merupakan alih bahasa dari knowledge, dikalangan
para ahli telah dirumuskan pengertiannya, walaupun masing-masing ahli ada
perbedaan rumusan redaksionalnya.
Pengetahuan yang didapat dari pengalaman disebut “Pengetahuan
pengalaman” atau ringkasnya “Pengetahuan”. Pengetahuan yang didapat
dengan jalan keterangan disebut “Ilmu”. Bahwasannya pengetahuan saja
bukan ilmu. Tetapi pengetahuan jangan dianggap sepele. Tiap-tiap ilmu mesti
bersendi akan pengetahuan. Pengetahuan adalah tangga yang pertama bagi
ilmu untuk mencari keterangan lebih lanjut.24
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari aktivitas mengetahui,
yakni tersingkapnya suatu kenyataan kedalam jiwa hingga tidak ada keraguan
terhadapnya.”Ketidakraguan” merupakan syarat mutlak bagi jiwa untuk dapat
dikatakan “mengetahui”.25
Sebelum kita membicarakan tentang pengetahuan keagamaan,
sebaiknya kita membahas keberagamaan dahulu, karena pengetahuan
keagamaan merupakan salah satu dari lima dimensi keberagamaan.
Keberagamaan atau religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi
kehidupan manusia. Aktifitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang
melakukan perilaku ritual (beribadah), tapi juga ketika melakukan aktifitas
lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan hanya yang berkaitan
dengan aktifitas yang nampak dan dapat dilihat mata, tapi juga aktifitas yang
tak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena itu keberagamaan
seseorang akan meliputi berbagai macam sisi atau dimensi. Menurut Glock
dan Stark, ada lima macam dimensi keberagamaan, yaitu :26
Dimensi keyakinan. Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan
dimana orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan
mengakui kebenaran doktrin-doktrinnya.
Dimensi praktek agama. Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan,
ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen
terhadap agama yang dianutnya.
Dimensi pengalaman. Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta
bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski
tidak tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada
suatu waktu akan mencapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai
kenyatassan terakhir (kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu
kontak dengan kekuatan spranatural).
Dimensi pengamalan atau konsekuensi. Konsekuensi komitmen
agama berlainan dari keempat dimensi yang ada. Dimensi ini mengacu pada
identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan
pengetahuan seseorang dari hari ke hari.
Dimensi pengetahuan keagamaan. Dimensi ini mengacu kepada
harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah
minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci
dan tradisi-tradisi.
Kaitannya dengan pengetahuan agama Islam, Dimensi pengetahuan
atau ilmu menunjukkkan pada seberapa tingkat pengetahuan dan pemahaman
Muslim terhadap ajaran-ajaran agamanya, terutama mengenai ajaran pokok
dari agamanya, sebagaimana termuat dalam kitab sucinya. Dalam
keberislaman, dimensi ini menyangkut pengetahuan tentang isi Al-Qur’an,
pokok-pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan (rukun Islam dan
rukun iman), hukum-hukum Islam, sejarah Islam, dan sebagainya.
Agak berbeda dengan tauhid yang telah ada sejak zaman azali, maka
syariah (dimensi peribadatan) dan ahlak (dimensi pengamalan) harus
dipelajari dengan sadar dan sengaja oleh manusia. Manusia harus berusaha
untuk mengumpulkan ilmu tentang bagaimana sesungguhnya syariah Islam
dan akidah Islam. Karena itu sebelum seseorang mewujudkan dimensi praktik
agama (syariah dan dimensi pengamalan (ahlak), maka ia harus
mendahulukan dimensi pengetahuan (ilmu). Dimensi ilmu adalah pra syarat
terlaksananya dimensi peribadatan dan dimensi pengamalan. Ilmu adalah pra
syarat syariah dan ahlak.27
2. 1. 3. Pengaruh pesan-pesan dakwah terhadap Pengetahuan Keagamaan
Pesan-pesan dakwah agar dapat sampai kepada pendengar, penonton
atau audience diperlukan alat bantu yang dinamakan dengan media. Dengan
media tersebut maka pesan akan sampai dan dapat mempengaruhi penonton,
pendengar atau audiencenya.
Salah satu contoh media tersebut adalah kesenian Kubrosiswo,
kesenian ini terbentuk dari beberapa unsur pembentuk, salah satu unsur
pembentuk tersebut adalah lagu atau nyanyian, dan lagu atau nyanyian itu
diantaranya terdapat beberapa pesan dakwah, dimana pesan-pesan dakwah itu
meliputi tiga hal, yakni aqidah, syariah dan budi pekerti. Dari pesan-pesan
dakwah itulah akan dapat mempengaruhi pengetahuan keagamaan
audiencenya.
Dampak atau pengaruh dari media terhadap penonton, pendengar atau
audience itu terjadi pada tiga aspek yaitu:
1. Efek Kognitif
Pembaca surat kabar atau majalah, pendengar radio, dan
penonton televisi merasa mendapatkan pengetahuan setelah membaca,
mendengar dan menonton. Dengan bertambahnya wawasan atau
pengetahuan komunikan, maka itulah efek yang ditimbulkan secara
kognitif.28
2. Efek Afektif
Proses afektif seseorang berhubungan dengan emosi dan
perasaan. Beberapa hal yang terkait dengan afektif, umpamanya,
perasaan suka atau tidak suka, takut, kebencian, cinta dan
sebagainya.29
3. Efek Perilaku
Sedangkan pada efek perilaku berhubungan dengan hasil
perluasan dari efek kognitif dan afektif. Dua hal yang penting dalam
efek perilaku adalah bagaimana efek media menggairahkan perilaku
individu karena efek media dapat menggairahkan perilaku seseorang.
Sebaliknya, efek media juga mampu menghentikan perilaku seseorang
untuk mengerjakan sesuatu.30
Efek kognitif, afektif maupun perilaku ini kemudian mempengaruhi
perubahan fungsi-fungsi informasi di masyarakat, sekaligus juga dapat
mempengaruhi kadar perubahan stabillitas struktur masyarakat. Semua
perubahan itu akhirnya juga dirasakan oleh individu sebagai audiensi
pengguna media itu sendiri, serta dapat mempengaruhi derajat perubahan
kebebasan informasi.31
Begitu juga kesenian Kubrosiswo yang merupakan suatu bentuk
media, yang didalamnya mengandung beberapa pesan, diantaranya adalah
pesan-pesan yang mengandung nilai-nilai Islam, maka kesenian itu akan dapat
memberikan efek baik dari segi afektif, perilaku terutama efek pengetahuan,
yakni pengetahuan keagamaan bagi orang yang menontonnya.
Berangkat dari hal diatas, penelitian ini dapat diklasifikasikan dalam
model jarum Hipodermik. Model ini muncul selama dan setelah perang dunia
I, dalam bentuk eksperimen. Penelitian dengan model ini dilakukan Hovland
dan kawan-kawan untuk meneliti pengaruh propaganda sekutu dalam
mengubah sikap. Boleh dikatakan inilah model penelitian komunikasi yang
paling tua.
Komunikasi menurut model jarum suntik (Hypodermic Needle)
diibaratkan seperti hubungan S-R yang serba mekanistis. Media massa
diibaratkan sebagai sebuah jarum suntik besar yang memiliki kapasitas
sebagai perangsang (S) yang amat kuat dan menghasilkan tanggapan (R) yang
kuat pula, bahkan secara spontan, otomatis serta reflektif.32
Model Hypodermic Needle, selain diparalelkan dengan konsep S-R
yang mekanistis, juga diibaratkan dengan teori peluru (Bullet Theory) yang
memandang pesan-pesan media bagaikan melesatnya peluru-peluru senapan
yang mampu merobohkan tanpa ampun siapa saja yang terkena peluru.
Sebagaimana teori jarum suntik yang dikatakan diatas, kesenian
Kubrosiswo diibaratkan jarum suntik yang besar yang menyuntikkan berbagai
pesan-pesan, diantaranya adalah pesan-pesan yang terdapat nilai-nilai Islam
kedalam jiwa komunikannya, sehingga komunikannya mendapat pengetahuan
dari yang disampaikan, diantaranya adalah pengetahuan keagamaan.
2. 2 Hipotesis
Hipotesis merupakan gabungan dari kata “Hipo” artinya “dibawah”
dan “tesis” yang berarti “kebenaran. Secara keseluruhan ”hipotesis” berarti
“dibawah kebenaran”, kebenaran yang masih berada dibawah (belum tentu
benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang disertai
bukti-bukti.33
Berdasarkan kerangka teoritik diatas, maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah Ada pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo
terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan
Grabag Kabupaten Magelang.
BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai oleh penulis dalam penulisan skripsi ini
adalah jenis penelitian kuantitatif. Jenis penelitian kuantitatif yang berarti
menghimpun data, mengolah, menganalisis dan menafsirkan angka-angka
hasil perhitungan statistik.34 Karena penulis ingin meneliti tentang pengaruh
pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan
keagamaan, maka untuk mengetahui pengaruh itu harus mempergunakan
statistik atau dalam pengertian sempitnya adalah kenyataan yang berwujud
angka-angka tentang suatu kejadian khusus.35 Dan statistik itulah yang
menjadi ciri penelitian kuantitatif.
Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan metode penelitian
Survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagi alat pengumpulan data yang pokok.36
3. 2. Definisi Konseptual dan Operasional
Dalam judul penelitian ini terdapat dua variabel, pertama variabel
independen yaitu Faktor yang diduga muncul sebagai penyebab bagi faktor
lainnya. Kedua Variabel dependen adalah faktor yang diduga sebagai akibat
atau yang dipengaruhi oleh faktor yang mendahuluinya.37 Dalam Judul
penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah pesan-pesan dakwah
dalam kesenian Kubrosiswo, sedangkan yang menjadi variabel dependen
adalah pengetahuan keagamaan.
Untuk menghidari terjadinya kesalah-pahaman dan penafsiran yang
keliru terhadap judul diatas, maka penulis memberikan batasan atau
penegasan judul agar terbentuk suatu pengertian yang utuh sesuai dengan apa
yang dimaksud dengan judul tersebut.
1 Pesan-pesan dakwah dalam Kesenian Kubrosiswo merupakan semua
pernyataan yang bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah baik tertulis
maupun lisan dengan pesan-pesan (risalah) tentang hablum minallah
atau mua’amallah ma’al Khaliq, hablum minan-nas atau mua’mallah
ma’alkhalqi, Mengadakan keseimbangan (tawazun) antara kedua itu,
yang terdapat dalam syair-syair kesenian Kubrosiswo. Sedangkan
definisi operasionalnya ditunjukkan dengan indikator- indikator:
a. Pesan-pesan yang berhubungan dengan bidang aqidah.
b. Pesan-pesan yang berhubungan dengan bidang syariah.
c. Pesan-pesan yang berhubungan dengan bidang budi pekerti atau
ahlakul karimah.
2. Pengetahuan Keagamaan merupakan dimensi yang mengacu kepada
harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki
sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritusritus,
kitab suci dan tradisi-tradisi.38 Sedangkan definisi
operasionalnya ditunjukkan dengan indikator- indikator :
a. Mengenal
b. Memahami
c. Penerapan atau aplikasi
d. Evaluasi
Dari batasan-batasan tersebut diatas, maka maksud judul pada skripsi
ini adalah ingin mengetahui tentang pengaruh pesan-pesan dakwah yang
terkandung dalam syair-syair kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan
keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten
Magelang.
3. 3. Sumber dan Jenis Data
Sumber data adalah subyek dimana data diperoleh.39 Sumber data
yang digunakan dalam penulisan skripsi ini berasal dari dua sumber. Pertama
yakni sumber data primer yang merupakan sumber data yang digunakan
sebagai panduan pokok atau sumber utama dalam penulisan skripsi ini. Kedua,
sumber data skunder yang merupakan sumber data yang digunakan sebagai
panduan dalam penulisan skripsi ini, namun sifatnya hanya sebagai tambahan
saja.
Sumber data primer dalam penulisan skripsi ini adalah berasal dari
sejumlah responden atau orang-orang yang bertempat tinggal di tiga dusun
yang berada di Desa Ketawang, yaitu di dusun Pakel, Dusun Ketawang dan
Dusun Gubugan yang diminta kesediaannya untuk menjawab beberapa
pertanyaan yang diberikan oleh penulis (penyebaran angket). Sedang sumber
data skunder, penulis menggunakan tehnik wawancara untuk menggali data
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesenian Kubrosiswo dengan
beberapa tokoh kesenian di dusun tersebut, selain itu juga digunakan untuk
mengetahui tentang seluk beluk Desa Ketawang. Selain wawancara, juga
melakukan observasi atau pengamatan lapangan penelitian.
3. 4. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen yang menjadi
obyek penyelidikan.40 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.
Sampel adalah kumpulan elemen yang merupakan bagian kecil dari
populasi.41 Karena Luasnya wilayah dan juga terdiri dari tujuh dusun, untuk
itu penulis mengambil sampel di tiga dusun yaitu dusun Gubugan, dusun
Pakel dan dusun Ketawang. Pengambilan tiga dusun sebagai sampel tersebut,
didasari dari perwakilan dusun atas yang masyarakatnya dapat dikatakan
santri, dusun tengah yang masyarakatnya dapat dikatakan abangan dan dusun
bawah yang masyarakatnya dapat dikatakan priyayi. Selain itu di dusun
Gubugan tidak ada kesenian Kubrosiswo, dusun Pakel sudah lama ada
kesenian Kubrosiswo dan dusun Ketawang baru ada sekitar dua tahun yang
lalu. Adapun jumlah penduduknya adalah 996.
Menurut Dr. Suharsimi Arikunto, pengambilan sampel terhadap
subyek penelitian yang kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua,
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
jumlah subyeknya lebih dari 100 orang maka dapat diambil antara 10-15%
atau 20-25 %.42 Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebesar 10%
dari keseluruhan sampel. Dengan demikian jumlah responden sebanyak 99,6,
namun dibulatkan menjadi 100 responden.
Adapun cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
sampel random atau simple random sampling yaitu sampel yang terdiri dari n
elemen, yang dipilih dari suatu populasi dengan cara sedemikian rupa,
sehingga setiap kombinasi n mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih
seperti kombinasi lainnya.43
3. 5. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang valid, maka penulis menggunakan
metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Angket adalah daftar pertanyaan atau pertanyaan yang dikirimkan
kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung
(melalui pos atau perantara).44Tehnik pengumpulan data yang berupa
Angket ini, digunakan untuk megetahui pengaruh pesan-pesan dakwah
dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan
masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.
2. Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dengan si penjawab dengan menggunakan
alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara).45Wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi
tentang kesenian Kubrosiswo dari para tokoh kesenian yang ada di
Dusun Pakel, serta digunakan untuk menggali pesan-pesan dakwah
yang terkandung dalam kesenian tersebut. Selain itu juga digunakan
untuk mengetahui lebih dalam tentang seluk beluk Desa Ketawang.
3. Metode observasi yaitu untuk mengamati dan meneliti obyek
penelitian. Observasi sering diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang akan
diselidiki.46 Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai situasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan
kesenian Kubrosiswo, serta untuk memperoleh gambaran dan
pemahaman yang jelas mengenai situasi dan kondisi secara fisik
mengenai obyek penelitian.
3. 6. Tehnik Analisis Data
Setelah data terkumpul maka perlu dianalisis untuk mendapatkan
kesimpulan dari data yang telah diperoleh dari penelitian. Tehnik analisa data
pada penelitian ini adalah analisa data kuantitatif, dimana analisa data yang
dilakukan untuk menguji hipotesa dari hasil penelitian dalam bentuk angkaangka
yang diperoleh dari responden. Dalam menganalisa data ini digunakan
tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Analisis pendahuluan
Analisis ini merupakan tahapan pemberian score atau nilai atas angket
yang dijawab oleh responden, dimana setiap pertanyaan mempunyai
alternatif nilai sebagai berikut:
1. Alternatif jawaban A mempunyai nilai 3
2. Alternatif jawaban B mempunyai nilai 2
3. Alternatif jawaban C mempunyai nilai 1
2. Analisis uji hipotesis
Merupakan tahapan yang digunakan untuk menguji kebenaran
hipotesis yang diajukan.
Untuk menganalisa masalah dapat digunakan alat bantu yang
berhubungan dengan statistik. Analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan tehnik regresi linear, yang menarik hubungan
linear antara dua variabel. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:47
1. Mencari korelasi antara kriterium dengan prediktor, melalui teknik
korelasi moment tangkar dari pearson dengan rumus:
( x2 )( y2 )
r xy xy Σ Σ
Σ
=
diketahui bahwa :
ΣXY =
N
xy x y(Σ )(Σ )
Σ −
ΣX2 =
N
x x
2
2 (Σ )
Σ −
ΣY2 =
N
y y
2
2 (Σ )
Σ −
2. Mencari persamaan garis regresi dengan rumus:
Y = aX + K, dengan rumus Y-Y = a (X-X)
Dimana ;
a = X 2
XY
Σ
Σ
X =
N
ΣX
Y =
N
ΣY
Keterangan :
Y : Kriterium
X : Prediktor
a : Bilangan Koefisien
K : Bilangan Konstan
47 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, Andi offset, Yogyakarta, 2004, Hal. 4-13
40
3. Mengadakan interpretasi terhadap pengaruh dalam hal ini menguji F
regresi.
Tabel 3.1
Ringkasan Rumus Analisis Regresi
Sumber
Variasi
db Jk Rk Freg
Regresi (reg)
Residu (res)
Total (T)
1
N-2
N-1
2
( )2
X
Xy
Σ
Σ
Σy2 2
( )2
X
Xy
Σ
Σ
Σy2
reg
reg
db
jk
res
res
db
jk
res
reg
Rk
Rk
Keterangan :
db : daya beda
Jk : Jumlah Kuadrat
Rk : Rerata Kuadrat
Freg : harga bilangan –F untuk garis regresi
3. Analisis lanjut
Analisis ini merupakan analisis lanjutan dari analisis uji hipotesa,
yakni menginterpretasikan hasil tersebut. Jika Freg hitung > Ft, pada taraf
Signifikansi 5%, maka hasil yang diperoleh signifikan atau hipotesis
diterima. Begitu juga sebaliknya, jika Freg hitung < Ft, pada taraf
Signifikansi 5%, maka hasil yang diperoleh non signifikan atau hipotesis
ditolak.
BAB IV
GAMBARAN UMUM DESA KETAWANG KECAMATAN GRABAG
4. 1. Desa Ketawang Kecamatan Grabag
Desa Ketawang adalah salah satu desa dari 28 desa yang ada di Kecamatan
Grabag. Desa ini dipimpin oleh bapak Sutrisno, yang bertindak sebagai kepala desa.
Desa Ketawang sendiri terdiri dari tujuh dusun atau wilayah kekuasaan, yang masingmasing
dusun dikepalai oleh Kepala Dusun (Kadus) atau bayan yang bertanggung
jawab terhadap dusun yang dipimpinnya. Dusun–dusun tersebut adalah:
1. Dusun Pakel yang dipimpin oleh Bapak Suryanto yang
baru saja terpilih dalam pemilihan Kadus tanggal 30 April
2005 yang lalu.
2. Dusun Bawang yang dipimpin oleh Bapak Sudarman
3. Dusun Ketawang yang dipimpin oleh Bapak Suprapto
4. Dusun Sorobayan yang dipimpin oleh Bapak Pringadi
5. Dusun Ngepoh yang dipimpin oleh Bapak Hadiyanto
6. Dusun Gubugan yang dipimpin oleh Bapak Dahroni
7. Dusun Maron yang dipimpin oleh Bapak Paryono
Dalam menjalankan tugas, Kepala Desa selain dibantu sekretaris desa, juga
dibantu oleh beberapa Kaur (Kepala Urusan), adapun Kaur dalam Desa Ketawang
adalah sebagai berikut:
1. Kaur Pemerintahan dibawah pimpinan Bapak Susanto
2. Kaur pembangunan dibawah pimpinan Bapak Pawit Waluyo.
3. Kaur Kesra dibawah pimpinan Bapak Saryono.
4. Kaur Keuangan dibawah pimpinan Bapak Eko Pribadi.
5. Kaur Umum dibawah pimpinan Bapak Winarsih.
6. Kaur Kesehatan dibawah pimpinan Bapak budi Hartono.
Letak geografis, Desa Ketawang terletak dalam wilayah Kecamatan Grabag,
sebelah utara berbatasan dengan Desa Banaran, sebelah selatan berbatasan dengan
Desa Sugih Mas, sebelah barat berbatasan dengan Desa Salam, dan sebelah timur
berbatasan dengan Desa Magersari. Berdasarkan peta Desa Ketawang sebagaimana
terlampir.
Desa Ketawang mempunyai luas wilayah 114 Ha, dengan jumlah penduduk
2735 jiwa (hasil sensus bulan januari 2004) yang terbagi dalam 19 RT dan 9 RW,
dengan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1.379 orang dan
jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 1.356 orang, dan
terdapat 688 kepala keluarga.
Desa Ketawang boleh dikatakan tidak terlalu terpencil, dikarenakan desa ini
tidak terlalu jauh dari pusat pemerintahan. Jarak dengan pemerintahan kecamatan
sekitar 5 km, sedang jarak dengan pemerintahan kabupaten sekitar 40 km. Jalan ke
desa Ketawang dapat ditempuh dengan angkutan yang tersedia, baik dengan angkutan
pedesaan maupun dengan ojek yang berada di terminal Grabag.
Perekonomian, masyarakat Desa Ketawang sebagian besar bermata
pencaharian sebagai petani ladang, hasil ladangnya diantaranya adalah jagung,
lombok, ketela pohon, ketela rambat, kacang panjang dan kubis. Selain petani ada
juga yang berdagang, namun sebagian besar pendapatan sehari-harinya ditopang oleh
pembuatan kerajinan keranjang yang terbuat dari bambu, baik keranjang buah
maupun kerajang tembakau.
Hampir setiap masyarakat di desa ini membuat kerajinan keranjang, karena
itulah pekerjaan yang dapat menopang perekonomian mereka sehari-hari. Setiap
harinya masyarakat dapat membuat sekitar 15-20 buah keranjang buah, yang setiap
keranjang dihargai Rp.1000 rupiah. Namun berbeda pada saat musim panen
tembakau tiba, yakni berkisar bulan juli sampai agustus, masyarakat lebih memilih
membuat keranjang tembakau daripada keranjang buah, mereka beralasan dengan
membuat keranjang tembakau maka akan mendapatkan keuntungan yang berlipat,
karena setiap keranjang tembakau perbijinya dihargai sekitar Rp. 40.000 sampai Rp.
80.000 rupiah, tergantung besar kecilnya ukuran.
Dalam mencari nafkah, masyarakat Desa Ketawang tidak terbatas pada
daerahnya saja, melainkan juga banyak yang merantau ke luar daerah, seperti
Semarang, Surabaya, Jakarta dan kota-kota lainnya. Di kota-kota tersebut ada yang
bekerja menjadi karyawan pabrik, buruh bangunan, serabutan dan lain sebagainya.
Tidak hanya di dalam negeri, bahkan sampai ada yang merantau ke luar negeri untuk
menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Kesederhanaan masyarakat Desa Ketawang dapat dilihat dari masih
aslinya bangunan rumah mereka yang merupakan ciri khas rumah orang Magelang.
Ciri khas rumah tersebut yakni terdiri dari 2 bangunan dengan penampilan atapnya
yang berbeda. Bangunan bagian depan atapnya berbentuk limasan yang
menggambarkan bentuk-bentuk rumah yang banyak dijumpai di kawasan pedesaan.
Bangunan bagian belakang berbentuk segi enam mirip dengan bangunan
stupa candi dan beratapkan jenis joglo. Bangunan ini menggambarkan bahwa Candi
Borobudur terletak di Kabupaten Dati II Magelang, Bangunan berbentuk stupa ini
juga dilengkapi dengan sebagian relief cerita seperti pada bangunan Candi
Borobudur. Bangunan-bangunan rumah tersebut kebanyakan masih terbuat dari kayu.
Sosial kemasyarakatan, Sistem kekerabatan masyarakat setempat masih
sangat erat, semisal ada tetangga yang mempunyai hajat, maka warga yang lain saling
bergotong royong untuk membantu orang yang mempunyai hajat tersebut, mereka
lakukan hal itu, karena mereka menyadari bahwa suatu saat mereka juga akan
memerlukan bantuan orang lain. Apalagi dalam beberapa kesempatan yang
menyangkut kepentingan bersama, maka gotong royong hukumnya adalah wajib.
Hal yang paling berkesan bagi penulis dalam melakukan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Desa Ketawang terutama di Dusun Pakel, adalah masyarakatnya yang
ramah, sopan dan tidak mempersulit, sehingga membuat penulis dan teman-teman
satu posko merasa kerasan tinggal disana. Setelah kami menyelesaikan KKN,
hubungan kami pun tidak putus begitu saja, kami juga masih berhubungan dengan
masyarakat setempat, terkadang kami satu posko mengunjungi desa tersebut untuk
bersilaturrahmi.
Pendidikan, Desa Ketawang mempunyai lembaga pendidikan diantaranya:
satu Taman Kanak-Kanak, dua Sekolah Dasar (SD) yaitu SD Ketawang I yang berada
di Dusun Ketawang, dan SD Ketawang II yang berada di Dusun Maron. Selain
mempunyai tiga lembaga pendidikan umum, didesa ini juga mempunyai empat
lembaga pendidikan yang berbasis agama yakni Taman Pendidikan Qur’an (TPQ)
yang berada di Dusun Bawang, Dusun Ketawang, Dusun Sorobayan dan Dusun
Maron.
Dalam hal pendidikan, masyarakat Desa Ketawang kebanyakan lulusan dari
SD dan SMP, kalau toh ada lulusan SMA dan Perguruan Tinggi itu jumlahnya tak
sebanyak lulusan dari SD dan SMP. Kendala utama pendidikan adalah latar belakang
ekonomi masyarakat yang kurang mampu, sehingga mereka tidak mampu untuk
membayar sekolah.
Sebenarnya masyarakat sadar bahwa pendidikan itu penting untuk masa depan
mereka, tapi bagaimana lagi, keadaan mereka yang memaksa untuk lebih
mementingkan membantu orang tua dalam mencari nafkah daripada sekolah.
Sosial keagamaan, berbeda dengan pendidikan umum, pendidikan agama
masyarakat desa ini dapat dibilang lebih baik, ini dibuktikan dengan banyaknya anakanak
yang ikut mengaji, baik yang diselenggarakan dirumah ustadz dimasing-masing
dusun ataupun sekolah Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) yang ada di desa tersebut.
Majunya pendidikan agama dibanding dengan pendidikan umum terletak pada faktor
biaya pendidikan yang jauh lebih murah.
Di dusun Ketawang kegiatan belajar-mengajar agama (TPQ) dipusatkan
dirumah ustadz Solihin. Walaupun tidak mempunyai gedung semewah dusun Bawang
tetapi kurikulumnya sama, sebagaimana yang diajarkan di TPA dusun Bawang.
Namun TPQ ini hanya sampai pada kelas dua, setelah itu para siswanya sebagian
melanjutkan TPQ di dusun Bawang.
Kegiatan belajar mengajar didusun ini perlu adanya perhatian pemerintah
setempat, karena tempat belajarnya kurang mendukung, semisal para siswanya duduk
dilantai yang masih berupa tanah serta beralaskan dengan tikar, serta hanya ada tiga
bangku untuk menulis, sehingga sebagian lagi menulis diatas lantai, dan kegiatan
belajarnya bergantian antara kelas satu dan kelas dua, papan tulisnya pun hanya satu
setengah meter persegi. Apalagi kalau aliran listriknya mati, maka penerangannya
berasal dari lentera kecil ataupun dengan lilin, itupun tidak bisa menerangi
seluruhnya, sehingga tulisan yang ada di papan tulis sulit dapat terbaca.
Menurut data kependudukan desa Ketawang tahun 2005, seluruh masyarakat
Desa Ketawang beragama Islam, di desa ini terdapat tujuh buah Masjid dan sepuluh
buah mushola, untuk lebih rincinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1
Sarana Ibadah Desa Ketawang Kecamatan Grabag
No Desa Masjid Musholla
1
2
3
4
5
6
7
Gubugan
Ketawang
Pakel
Maron
Sorobayan
Ngepoh
Bawang
1
1
1
1
1
1
1
-
2
2
1
2
-
3
Data demografi Desa Ketawang tahun 2003
Kegiatan keagamaan yang ada di desa ini meliputi selapanan, yakni pengajian
yang rutin diadakan setiap 35 hari sekali, yasin dan tahlil yang diadakan setiap kamis
malam di setiap dusun, pengajian ibu-ibu yang diadakan setiap malam minggu dan
pengajian rutin dalam menyambut hari besar Islam.
Tidak seperti pada dusun-dusun lainnya, kegiatan keagamaan di dusun Pakel
jarang diadakan, di dusun ini hanya ada pengajian umum pada waktu-waktu tertentu,
seperti pada acara hajatan dan syukuran. Meskipun jarang diadakan pengajian, namun
antusisme masyarakat untuk mengikuti pengajian sangat tinggi, ini dibuktikan apabila
ada pengajian di dusun atau desa lain, maka mereka tidak segan-segan berjalan kaki
untuk menghadiri pengajian tersebut. Seperti halnya di dusun-dusun lainnya,
pengajian yang rutin diadakan di dusun Pakel ini adalah pengajian setiap kamis
malam yaitu membaca surat Yaasiin dan tahlil, yang bertempat di masjid untuk
bapak-bapak dan di mushola untuk para pemuda.
Namun demikian, di dusun Pakel terdapat seorang tokoh yang berpengaruh
selain tokoh dari pemerintahan desa, tokoh tersebut bernama Eko Demas, beliau tidak
hanya dikenal di desanya, tetapi juga sudah di kenal sampai keluar kota. Beliau
merangkul pemuda-pemuda yang ada di dusun tersebut, agar supaya tidak terbawa
arus perubahan zaman. Beliau selalu mengadakan sholat serta dzikir bersama setiap
malam jum’at kliwon, sholat dan dzikir tersebut diikuti oleh pemuda dan masyarakat
setempat, bahkan juga ada yang berasal dari luar kota.
Berbeda dengan dusun Pakel, dusun Ketawang dan dusun Gubugan
mempunyai tingkat rutinitas mengaji lebih tinggi, setidaknya dalam 35 hari sekali
dikedua dusun tersebut terdapat pengajian selapanan. Namun aktifitas pengajian di
dusun Gubugan lebih banyak, semisal kegiatan pengajian yang diadakan setiap kamis
malam, selain membaca surat yaasiin mereka juga diberikan ceramah keagamaan oleh
ulama setempat, terkadang juga dari luar dusun tersebut.
Masyarakat dusun Gubugan juga mempunyai tingkat ketaatan terhadap agama
yang cukup tinggi, ini bisa dilihat ketika sholat wajib dilaksanakan, masjid terlihat
penuh oleh para jamaah yang melaksanakan sholat lima waktu. Ada sebuah kejadian
yang cukup mengagetkan penulis di dusun ini, yakni pelaksanaan sholat ashar
dilaksanakan pada jam 16.30 yang biasanya dilaksanakan kurang lebih jam 15.00,
menurut pak Dahroni yang juga sebagai kepala dusun, pelaksanaan sholat yang
mundur dari waktu yang semestinya itu, dikarenakan menunggu masyarakat yang
pada saat itu masih di ladang, sehingga tidak bisa melaksanakan sholat pada
waktunya.48 Walaupun begitu pada saat dilaksanakannya sholat, masjid dipenuhi oleh
para jamaahnya.
Seni budaya. Kesenian rakyat yang ada di desa Ketawang ini tak jauh
berbeda dengan desa-desa lain yang ada di kecamatan Grabag maupun kecamatankecamatan
lain yang berada dalam wilayah kabupaten Magelang, kesenian itu
diantaranya adalah kesenian Kubrosiswo, warok, wayang orang dan rebana.
4. 2. Sekilas tentang Kesenian Kubrosiswo
Menurut pak Sutrisno kesenian Kubrosiswo berasal dari daerah Borobudur,
kesenian ini selain berisi pesan-pesan dakwah juga bercerita tentang masa penjajahan
dahulu hingga kemerdekaan. Dalam ceritanya disebutkan bagaimana para pejuang
megorbankan harta, keluarga bahkan nyawanya untuk merebut kemerdekaan yang
merupakan cita-cita bangsa sejak dahulu.49
Menurut beliau kesenian Kubrosiswo dikenal oleh masyarakat desa Ketawang
khususnya di dusun Pakel semenjak tahun 1982, awal perkembangan kesenian ini di
dusun Pakel disambut antusiasme masyarakat yang sangat besar, karena senangnya
dengan kesenian itu maka pada tahun itu juga dibentuk kelompok kesenian
Kubrosiswo.50
Pak Sutrisno juga menuturkan dengan adanya dukungan yang diberikan oleh
pemerintahan kecamatan dan kabupaten, dengan mengagendakan festival kesenian
Kubrosiswo yang diadakan setiap tahun, memberikan motivasi tersendiri kepada para
pemain dan pendukung kesenian ini, ditambah kelompok ini sering mendapatkan
order untuk tampil ke desa lain dalam beberapa kesempatan, sehingga semangat
untuk melestarikan kebudayaan nenek moyangnya juga cukup tinggi.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan kesenian
Kubrosiswo pada masa sekarang dapat dibilang menghawatirkan, hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor:51
1. Berasal dari para pemain dan pendukung kesenian Kubrosiswo.
Pemain atau pendukung dari kesenian ini banyak yang bekerja
diluar daerah, dengan banyaknya masyarakat yang merantau
keluar daerah itulah mengakibatkan kekurangan pemain,
walaupun kekurangan itu dapat ditutup oleh anggota dari anakanak,
namun menurut mereka kurang enak ditonton, disamping
mengurangi keserasian fisik pemain, juga mengurangi keserasian
dalam permainannya.
2. Berkembangnya atau majunya ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Dengan adanya televisi membuat mereka enggan dan malas untuk
latihan, sehingga mengurangi kekompakan mereka pada saat
tampil. Sedangkan dari segi antusiasme penontonnya, kalau
dibandingkan dengan zaman dahulu masih kalah jauh, kalau
zaman dahulu penontonnya sesak bahkan menurut cerita saling
desak-desakan sehingga yang berada dibelakang tidak kelihatan,
bahkan ada yang dibela-belain naik pohon agar supaya dapat
melihat dengan jelas. Masyarakat sekarang merasa tontonan
seperti itu dianggapnya sudah kuno dan tidak menarik lagi untuk
ditonton, apalagi para pemudanya lebih tertarik nonton televisi
yang banyak menyuguhkan acara yang lebih bagus dari kesenian
itu.
3. Sepinya orderan untuk pentas dan kurangnya perhatian dari
pemerintah kecamatan maupun pemerintahan kabupaten.
Kelompok kesenian Kubrosiswo di Dusun Pakel ini pernah
mengalami kejayaan, sekitar tahun 82 sampai 90-an. Pada saat itu
kelompok kesenian ini sering dipanggil ke desa lain untuk tampil
dalam rangka hajatan, baik nikahan, sunatan, maupun dalam
rangka memperingati hari-hari besar baik nasional maupun
keagamaan. Tidak itu juga, Kelompok kesenian ini sering
mendapat juara dalam festival kesenian Kubrosiswo yang
diselenggarakan baik ditingkat kecamatan maupun kabupaten.
Sehingga para anggotanya mempunyai semangat untuk terus
menerus dalam melestarikan kebudayaan yang diwariskan oleh
nenek moyangnya tersebut. Tetapi masa-masa indah itu tinggal
kenangan, sekarang orderan untuk pentas sepi dan kurangnya
dukungan dari pemerintah kecamatan, membuat pemain dan
pendukung kesenian ini kurang bersemangat.
Dalam upaya melestarikan seni dan budaya bangsa, masyarakat di dusun ini
menurunkan ketrampilannya bermain kesenian Kubrosiswo kepada anak-anak
mereka, yang merupakan generasi penerus dari dusun tersebut, mereka lakukan hal
ini sejak dini sebagai tindakan preventif agar kesenian Kubrosiswo tidak musnah
diterjang masa.
4. 2. 1. Pementasan
Setiap pementasan kesenian Kubrosiswo, maka akan melibatkan hal-hal yang
mendukung terselenggaranya acara tersebut. Rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk
memberi kesan yang baik dalam setiap pementasan kesenian Kubrosiswo. Hal-hal itu
meliputi:52
1. Pemain.
Dalam setiap pementasan Kesenian Kubrosiswo memerlukan pemain
sekitar 40 orang, yang terdiri dari 25 orang penari, 24 orang sebagai
anggota, dan satu orang sebagai master atau komandannya yang
bertugas memberi aba-aba, semua pemainnya laki-laki. Sedangkan
yang memegang peralatan musiknya sebanyak 5 orang, yang
kesemuanya juga laki-laki dan 2 orang yang melagukan syairnya,
kadang dimainkan laki-laki kadang perempuan, Selebihnya sebagai
pemain pengganti.
2. Peralatan musik.
Peralatan musik yang dipakai masih alat musik tradisional, yang
terdiri atas satu tanjidor (bedug tanggung), tiga Bende, dan satu
gendang. Agar syair-syair yang dibawakan dapat terdengar dengan
jelas, dan untuk memeriahkan acara tersebut biasanya menggunakan
sound system atau pengeras suara.
3. Perlengkapan pemain.
Sebelum tampil dalam pementasan, para pemain
kesenian Kubrosiswo di rias terlebih dahulu. Agar terlihat serasi dalam
penampilannya, para pemain memakai kostum tertentu yang seragam,
serta memakai ikat kepala. Sedangkan master atau komandannya yang
bertugas memberi aba-aba, memakai kostum dengan warna yang
berbeda dengan pemain lainnya. Dalam pertunjukan para pemain
dibagi menjadi dua bersap, satu baris memakai baju dan celana warna
merah, ikat pinggang biru dan ikat kepala berwarna hitam. Baris yang
kedua memakai baju dan celana warna biru dan ikat pinggang warna
merah dan ikat kepala berwarna hitam. Sedangkan Master atau
pemimpinnya memakai baju dan celana berwarna ungu, ikat pinggang
putih dan ikat kepala berwarna hitam.
4. Tempat pementasan.
Tempat pementasan dibuat sekitar 25 m² dan dikelilingi
bambu, dengan tujuan agar pada saat pemain ada yang kesurupan
tidak lari kepenonton. Selain dikelilingi bambu biasanya diberi tenda
(tratak), agar dapat terlindung dari panas dan hujan saat tampil.
5. Waktu pementasan.
Setiap pementasan kesenian Kubrosiswo dapat
berlangsung selama 30 sampai 45 menit setiap kali tampil, namun
pementasan ini bisa tampil dua kali dalam setiap pementasan,
tergantung dari orang yang menanggap kesenian ini. Kalau
permintaannya dua kali tampil, biasanya dimainkan siang dan malam
harinya.
6. Sesajen.
Berhubung kesenian ini berbau mistik, maka sesaji tidak bisa
dilepaskan. Sesaji ini terdiri dari telur ayam kampung, kembang
setaman, bubur merah putih dan jatah pasar (bermacam makanan yang
dibeli dari pasar).
4. 2. 2. Pesan-Pesan Dakwah dalam Kesenian Kubrosiswo
Kesenian Kubrosiswo mempunyai beberapa unsur pembentuk, salah
satu unsur pembentuk tersebut adalah lagu atau nyanyian, dan lagu atau
nyanyian itu diantaranya terdapat beberapa pesan dakwah, dimana pesanpesan
dakwah itu meliputi tiga hal, yakni aqidah, syariah dan budi pekerti,
dan kesemuanya itu sesuai dengan ajaran Islam yang bersumberkan Alqur’an
dan Hadis. Pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam syair-syair kesenian
Kubrosiswo itu ialah:53
1. Pesan dakwah yang meliputi bidang aqidah
Bahagia kito muda Islam
Muda yang tunduk peraturan
Bersembahyang pada siang malam
Untuk ingat pada nikmat Tuhan
Sholat yang 2x wajib lima waktu
Dikerjakan dengan sungguh-sungguh
Taatkanlah lelupa selalu
Karena takut Allah Tuhanku
2. Pesan dakwah yang meliputi bidang syariah
Para Muslimin podo bungah
Puji syukur ing Gusti Allah
Sasi rejeb tanggal pitulikur
Allah animbali kanjeng rosul
Nabi Muhammad kedawuhan
Anindaake marang kewajiban
Nindaake sholat 50 waktu
Kanggo sangune nyuwun pangestu
50 waktu mung kari limo
Kanggo ngenteng-ngenteng poro manungso
Sholat iku wajibe kang mulyo
Ora abot lan ora rekoso
Terjemah
Para Muslimin sama senang
Puji syukur kehadirat Allah
Bulan rajab tanggal 27
Allah memanggil Rosulullah
Nabi Muhammad menerima perintah
Menjalankan kepada kewajiban
Menjalankan sholat 50 waktu
Buat bekal meminta restu (saat kita mati)
50 waktu tinggal lima
untuk memudahkan semua manusia
Sholat itu kewajiban yang mulya
Tidak berat dan tidak membebani
Dengarkanlah saudara-saudaraku
Aku akan bercerita padamu
Menerangkanlah rukun agamamu
Agar saudara siapa tahu
Lima perkara Banyak rukun Islam
Agama suci di seluruh alam
Ashaduala iilaha illallah
Serta Muhammad utusan Allah
Rukun pertama selesailah sudah
Kedua kali mendirikan sholat
Lima kali sehari beribadah dengan pernah membaca kalimah
Membayar zakat rukun yang ke tiga
Sesudah cukup seni sehartanya
Puasa Romadhon yang keempatnya
Dari awal sampai hari raya
Sekarang satu lagi penghabisan
Pergi ke Mekah mencari kesempurnaan
Sudah cukuplah agaknya sekian
Salam dan maaf kami ucapkan
Agomo kito agomo Islam
Mewatoni rung awerni sekawan
Siji Qur’an loro hadis telu Isma’ (ijma’) papat liyas (Qiyas)
Temurune kitab Qur’an iku
Marang gusti kanjeng Nabi Muhammad
Gunane kanggo angganti rukun kitab kang wis lami
Terjemah
Agama kita agama Islam
Berpegang pada empat pedoman
Satu Qur’an dua hadits tiga Ijma’ empat Qiyas
Turunnya kitab Qur’an itu
Kepada baginda Nabi Muhammad
Berguna untuk mengganti rukun kitab yang sudah lama
Ayo simbah-simbah
Podho dong ibadah
Umure rak tambah ojo kakean polah
Lamun rak ngibadah
Bakal nompo susah
Besok ning akherat mlaku-mlaku kecemplung kolah
Terjemah
Ayo kakek-kakek
Sama-sama menjalankan ibadah
Umurnya tidak tambah jangan kebanyakan tingkah
Tapi kalau tidak ibadah
Akan menerima susah
Besok di akherat jalan-jalan masuk ke kolam
Ayo kakang-kakang
Podo dong sembahyang
Bumine wis goyang mundak rakaruang
Lamun ora sembahyang
Awakmu sak carang
Besok nong akherat
Mlaku-mlaku kecemplung blumbang.
Terjemah
Ayo mas-mas
Sama melakukan sholat
Buminya sudah goyang tidak beraturan
Kalau tidak sholat
Badanmu semuanya
Besok di akherat
Jalan-jalan masuk ke kolam.
Anake wong tani
Omahe ning pinggir kali
Podo wira-wiri goleki senenge ati
Anake wong tani 2x
Omahe ning pingir kali
Terjemah
Anaknya orang tani
Rumahnya dipinggir sungai
Sama kesana kesini mencari senangnya hati
Anaknya orang tani 2x
Rumahnya dipinggir sungai
Anake wong jowo
Lungo nonton bintang mudo
Ojo main moto mundak ora prayogo
Anake wong jowo2x
Lungo nonton bintang mudo
Terjemah
Anaknya orang jawa
Pergi melihat bintang muda
Jangan main mata nanti tidak baik
Anaknya orang jawa2x
Pergi melihat bintang muda
Ingatlah kepada Tuhan
Yang telah memberi kenikmatan
Semua perhiasan dari Tuhan
bagi manusia jadi hiburan
Dunia-dunia yang indah ini
Wajib kita atur yang rapi
Menurut tuntunan dari Ilahi
Yang tercantum dalam kitab suci
Rosulu-rosulu (Rosulullah-rosulullah) ya Muhammad
Nabi pembawa amanat Ilahi
Sejarah harus diikuti
Larangan harus dihindari
Putrane wong santri kudu tansah lungo ngaji
Tansah lungo ngaji angudi ilmune Gusti
Putro santri, putro santri putro utomo
Monggo poro sepuh meniko jaman wis tuwo
Milo poro sepuh angudi ilmu agamo
Poro sepuh-poro sepuh pepunden kawulo
Terjemah
Anaknya orang santri harus selalu mengaji
Pergi mengaji untuk mencari ilmu Allah (ilmu agama)
Putra santri, putra santri, putra utama
Mari para orang tua ini jamannya sudah tua
Maka para orang tua sama-sama mencari ilmu agama
Para orang tua- para orang tua teladan bagi kami
Ayo poro konco podo golek ilmu Agomo
Sebab waktu iki jamane
Jaman wis tuwo
Namun ora gelem ning akerat bakal ciloko 2x
Terjemah
Ayo teman-teman sama-sama mencari ilmu agama
Sebab waktu ini jamannya
Jaman sudah tua
Kalau tidak mau di akherat akan celaka 2x
Ayo simbah, bapak, kakang, mbakyu podo lungo
Lungo angibadah supoyo umure tambah
Ayo simbah, bapak kakang mbakyu Wis mangsane
wong ngluru ilmu suci iku panjenengane Gusti
Bondo biso entek jalaran dienggo terus
Ilmu biso tambah jalaran di udi terus
Terjemah
Ayo kakek, bapak mas, mbak sama pergi
Pergi beribadah supaya umurnya tambah
Ayo kakek, bapak, kakak, mbak sudah waktunya
Orang mencari ilmu suci itu ilmu Allah
Harta bisa habis masalahnya dipakai terus
Ilmu bisa tambah masalahnya di cari terus
Ayo mbakyu-mbakyu
Podo ngudi ilmu
Besuk ning akherat bakale ketemu
Lamun rak mituhu bakale nompo blenggu
Besok ning akherat mlaku-mlaku kejegur banyu
Terjemah
Ayo mbak-mbak
Sama mencari ilmu
Besok di akherat akan bertemu
Tetapi kalau tidak mencari akan menerima siksa
Besok di akherat jalan-jalan masuk ke air
Sedulurku kabeh ayo ngibadah
Men ojo keweleh marang Gusti Allah
Ilingono siro urip ning donyo
Padane wong lungo mampir sedelok
Iku temenono anggonmu ngaji
Kanggo sangu kito wis tekan janji
Hai pemuda junjung tanah airmu
Republik Indonesia negoro mulyo
Pancasila hidup dengan bahagia
Hidup tentram damai tetap merdeka
Terjemah
Saudaraku semua mari beribadah
Agar tidak malu pada Allah
Ingatlah kamu hidup di dunia
Seperti orang pergi hanya singgah sebentar
Maka bersungguh-sungguhlah dalam mengaji
Buat bekal saat kita mati
Hai pemuda junjung tanah airmu
Republik Indonesia negara besar
Pancasila hidup dengan bahagia
Hidup tentram damai tetap merdeka
3. Pesan dakwah yang meliputi bidang budi pekerti atau ahlakul karimah
Bulan mulud bulan kelahiran Nabi
Nabi besar ahir pesuruh Ilahi
Muhammad Bangsa kesejahteraan
sebagai umat Islam di seluruh alam
Hai umat Islam
Bangun tak sudah mengikuti jejak Nabimu
Kerja bersama bangun tak sudah mengikuti jejak Nabimu
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5. 1. Analisa Pendahuluan
Untuk mengetahui tentang adakah Pengaruh pesan-pesan dakwah dalam
Kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang
Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, penulis menggunakan angket yang
berjumlah 40 pertanyaan, yang terdiri dari 20 pertanyaan untuk variabel independen
dan 20 pertanyaan lagi untuk variabel dependen, dimana masing-masing mempunyai
alternatif jawaban dengan ketentuan sebagai berikut:
4. Alternatif jawaban A mempunyai nilai 3
5. Alternatif jawaban B mempunyai nilai 2
6. Alternatif jawaban C mempunyai nilai 1
Langkah pertama adalah memasukkan data-data hasil angket yang diperoleh
kedalam tabel, kemudian diteruskan penghitungan dengan menggunakan rumus
regresi linear. Adapun hasil angket untuk variabel X dan Y adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1
Tabel Kerja Analisis Korelasi dan Regresi
NO X Y X² Y² XY
1 54 46 2916 2116 2484
2 54 53 2916 2809 2862
3 53 58 2809 3364 3074
4 52 56 2704 3136 2912
5 57 56 3249 3136 3192
6 52 52 2704 2704 2704
7 48 44 2304 1936 2112
8 57 47 3249 2209 2679
9 56 57 3136 3249 3192
10 57 55 3249 3025 3135
11 56 56 3136 3136 3136
12 57 59 3249 3481 3363
13 55 60 3025 3600 3300
14 55 57 3025 3249 3135
15 58 60 3364 3600 3480
16 56 53 3136 2809 2968
17 55 55 3025 3025 3025
18 53 57 2809 3249 3021
19 55 53 3025 2809 2915
20 57 60 3249 3600 3420
21 57 57 3249 3249 3249
22 56 56 3136 3136 3136
23 58 56 3364 3136 3248
24 36 54 1296 2916 1944
25 55 57 3025 3249 3135
26 52 57 2704 3249 2964
27 44 45 1936 2025 1980
28 50 58 2500 3364 2900
29 50 56 2500 3136 2800
30 58 57 3364 3249 3306
31 50 56 2500 3136 2800
32 55 45 3025 2025 2475
33 45 57 2025 3249 2565
34 46 55 2116 3025 2530
35 47 58 2209 3364 2726
36 59 55 3481 3025 3245
37 59 60 3481 3600 3540
38 58 60 3364 3600 3480
39 58 60 3364 3600 3480
40 57 60 3249 3600 3420
41 54 57 2916 3249 3078
42 50 45 2500 2025 2250
43 57 47 3249 2209 2679
44 55 49 3025 2401 2695
45 48 55 2304 3025 2640
46 41 53 1681 2809 2173
47 55 60 3025 3600 3300
48 53 55 2809 3025 2915
49 57 60 3249 3600 3420
50 51 56 2601 3136 2856
51 58 57 3364 3249 3306
52 53 58 2809 3364 3074
53 57 57 3249 3249 3249
54 55 58 3025 3364 3190
55 58 57 3364 3249 3306
56 57 59 3249 3481 3363
57 58 57 3364 3249 3306
58 58 58 3364 3364 3364
59 58 57 3364 3249 3306
60 58 58 3364 3364 3364
61 53 57 2809 3249 3021
62 57 60 3249 3600 3420
63 57 60 3249 3600 3420
64 57 60 3249 3600 3420
65 52 53 2704 2809 2756
66 56 53 3136 2809 2968
67 56 57 3136 3249 3192
68 57 55 3249 3025 3135
69 58 56 3364 3136 3248
70 56 58 3136 3364 3248
71 57 57 3249 3249 3249
72 57 57 3249 3249 3249
73 57 45 3249 2025 2565
74 56 45 3136 2025 2520
75 57 49 3249 2401 2793
76 54 56 2916 3136 3024
77 39 48 1521 2304 1872
78 52 46 2704 2116 2392
79 54 57 2916 3249 3078
80 50 46 2500 2116 2300
81 59 56 3481 3136 3304
82 57 54 3249 2916 3078
83 56 56 3136 3136 3136
84 56 60 3136 3600 3360
85 60 57 3600 3249 3420
86 59 47 3481 2209 2773
87 47 50 2209 2500 2350
88 55 56 3025 3136 3080
89 55 56 3025 3136 3080
90 42 54 1764 2916 2268
91 57 55 3249 3025 3135
92 50 43 2500 1849 2150
93 56 53 3136 2809 2968
94 58 44 3364 1936 2552
95 55 58 3025 3364 3190
96 57 60 3249 3600 3420
97 56 54 3136 2916 3024
98 59 53 3481 2809 3127
99 58 57 3364 3249 3306
100 59 55 3481 3025 3245
TOTAL 5441 5479 298103 302263 298702
5. 2. Analisis Uji Hipotesis
Dari tabel distribusi frekwensi analisis pendahuluan diatas dapat diperoleh
data sebagai berikut:
N = 100
ΣX = 5441
ΣY = 5479
ΣXY = 298702
ΣX ² = 298103
ΣY ² = 302263
Selanjutnya data-data tabel yang telah ada dimasukkan dalam rumus Analisis
regresi dengan langkah-langkah sebagai berikut
1. Mencari korelasi antara kriterium dan predictor, melalui teknik korelasi
moment tangkar dari pearson dengan rumus:
( x2 )( y2 )
r xy xy Σ Σ
Σ
=
diketahui bahwa :
ΣXY =
N
xy x y(Σ )(Σ )
Σ −
ΣXY = 298702– 5441 . 5479 = 298702 – 298112,39
100
ΣXY = 589,61
63
ΣX2 =
N
x x
2
2 (Σ )
Σ −
ΣX2 = 298103 – (5441) 2
100
= 298103 – 296044,81
= 2058,19
ΣY2 =
N
y y
2
2 (Σ )
Σ −
= 302263 – (5479) 2
100
= 302263 – 300194,41
= 2068,59
( x2 )( y2 )
r xy xy Σ Σ
Σ
=
rxy = 589,61
√ 2058,19 . 2068,59
= 589,61 = 0,285749595 dibulatkan menjadi 0,286
2063,38
Berdasarkan hasil diatas, dapat diketahui bahwa rxy = 0,286.
sedangkan rt pada taraf signifikansi 5 % = 0,195. Jadi rhit > rt, maka
terdapat korelasi yang signifikan antara kriterium dan prediktor.
2. Mencari persamaan garis regresi dengan rumus:
Y = aX + K, dengan rumus Y-Y = a (X-X)
Dimana ;
a = X 2
XY
Σ
Σ
X =
N
ΣX
Y =
N
ΣY
Diketahui :
N = 100
ΣX = 5441
ΣY = 5479
ΣXY = 589,61
ΣX2 = 2058,19
ΣY2 = 2068,59
a = X 2
XY
Σ
Σ
a = 589,61 = 0,28647015096 dibulatkan menjadi 0,286
2058,19
X =
N
ΣX
X = 5441 = 54,41
100
Y =
N
ΣY
Y = 5479 = 54,79
100
Kemudian adalah mencari harga k, dengan rumus :
K = Y – aX
K = 54,79 – 0,286 . 54,41
K = 54,79 – 15,56126 = 39,22874 dibulatkan menjadi 39,23
Maka Y –Y = a (X – X)
Y – 54,79 = 0,286 (X – 54,41)
Y = 0,286 X – 15,56126 + 54,79
Y = 0,286 X + 39,23
Jadi persamaan garis regresinya :
Y = aX + k
Y = 0,286 X + 39,23
3. Mencari Nilai Freg
Untuk mendapatkan nilai Freg terlebih dahulu mencari Jkreg, Jkres dan
Rkreg, Rkres. Adapun ringkasan-ringkasannya adalah analisis regresi
dengan skor deviasi sebagai berikut :
Tabel 5.2
Ringkasan Rumus Analisis Regresi
Sumber
Variasi
Db Jk Rk Freg
Regresi (reg)
Residu (res)
Total (T)
1
N-2
N-1
2
( )2
X
Xy
Σ
Σ
Σy2 2
( )2
X
Xy
Σ
Σ
Σy2
reg
reg
db
jk
res
res
db
jk
res
reg
Rk
Rk
Sebelum kita menghitung, sesuai dengan rumus tersebut telah
diketahui :
N = 100
ΣXY = 589,61
ΣX2 = 2058,19
ΣY2 = 2068,59
Kemudian kita masukkan kedalam rumus :
dbt = N –1
= 100-1 = 99
dbreg = 1
dbres = N – 2
= 100 – 2 = 98
Jkreg = 2
( )2
X
Xy
Σ
Σ
= (589,61)2
2058,19
= 347639,9521
2058,19
= 168,9056657 dibulatkan menjadi 168,91
Jkres = Σy2 2
( )2
X
Xy
Σ
Σ
= 2063,38 - (589,61)2
2058,19
= 2063,38 – 168,91
= 1894,47
Rkreg = Jkreg
dbreg
= 168,91 = 168,91
1
Rkres = Jkres
dbres
= 1894,47 = 19,331326530 dibulatkan menjadi 19,33
98
Freg = Rkreg
Rkres
= 168,91
19,33
= 8,7382307294 dibulatkan menjadi 8,74
Kemudian dimasukkan kedalam tabel rekapitulasi sebagai berikut :
Tabel 5.3
Rekapitulasi hasil penghitungan Freg
Sumber Variasi db Jk Rk Freg F tabel
B 0,05
Regresi (reg) 1 168,91 168,91 8,74 3,94
Residu (res) 98 1894,47 19.33
Total (T) 99 2063,38
5. 3. Analisis Lanjut
Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan sebagaimana diatas,
diketahui bahwa Freg adalah 8,74 sedangkan Ftabel pada taraf signifikansi
5% adalah 3,94. Dengan demikian Freg > Ftabel, maka terdapat pengaruh
pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan
keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten
Magelang.
BAB VI
PENUTUP
6. 1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan diatas, maka penulis
dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1 Dalam Kesenian Kubrosiswo terdapat beberapa pesan dakwah
yang terkandung dalam syair yang dinyanyikannya. Pesan-pesan
dakwah yang terkandung dalam kesenian Kubrosiswo terdiri dari
pesan-pesan dakwah yang berkaitan dengan bidang aqidah, pesan
dakwah yang berkaitan dengan bidang syariah dan pesan dakwah yang
berkaitan dengan bidang budi pekerti atau ahlakul karimah. Adapun
pesan dakwah tersebut, diantaranya sebagai berikut:
Para Muslimin podo bungah
Puji syukur ing Gusti Allah
Sasi rejeb tanggal pitulikur
Allah animbali kanjeng rosul
Nabi Muhammad kedawuhan
Anindaake marang kewajiban
Nindaake sholat 50 waktu
Kanggo sangune nyuwun pangestu
50 waktu mung kari limo
Kanggo ngenteng-ngenteng poro manungso
Sholat iku wajibe kang mulyo
Ora abot lan ora rekoso
1 Berdasarkan penghitungan statistik untuk mencari korelasi antara
kriterium dan prediktor, didapatkan kesimpulan, bahwa rxy = 0,286,
sedangkan rt pada taraf signifikansi 5 % = 0,195, jadi rxy > rt, maka
terdapat korelasi yang signifikan antara kriterium dan prediktor.
1 Setelah ditemukan korelasi yang signifikan, maka dilanjutkan dengan
mencari pengaruh Variabel X terhadap variabel Y dengan
menggunakan rumus regresi linear. Setelah diadakan penghitungan,
diperoleh hasil Freg hitung = 8,74, dan Ftabel pada taraf signifikansi
5% = 3,94. Jadi Freg hitung > Ftabel, maka terdapat pengaruh yang
signifikan, pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap
pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang.
6. 2. Saran
Untuk dapat dijadikan perhatian oleh semua pihak bahwa kesenian
Kubrosiswo merupakan salah satu dari sekian banyak budaya bangsa yang harus
dilestarikan keberadaannya agar anak cucu kita dapat menikmati kesenian tersebut.
Sebagai anak bangsa tentunya tidak mau melihat kesenian yang sudah diwariskan
turun temurun itu hilang begitu saja, karena keengganan kita untuk dapat merawat
serta menunjukkan jatidiri bangsa, kalau bukan kita lalu siapa lagi yang mau
melestarikannya. Untuk menghindari kepunahan kesenian tersebut hendaknya sejak
dini perlu
dilakukan tindakan pencegahan, misalnya kita tidak bosan-bosannya selalu
mengajarkan kesenian itu kepada anak cucu kita dan begitu terus selanjutnya.
Untuk mengoptimalkan pesan-pesan dakwah agar dapat diterima dengan
lebih baik lagi, maka pesan-pesan dakwah dikemas tersendiri, dengan melagukan
syair-syair itu sesuai dengan perkembangan zaman. Misalnya lagu dari kesenian itu
tidak monoton satu lagu saja melainkan dapat dimainkan dengan lagu-lagu yang
digandrungi oleh kawula muda, anak kecil, orang tua, agar supaya dapat manarik
perhatian setiap pendengarnya.
Selain itu, sebelum pementasan dimulai atau pada saat istirahat, dibuat
acara khusus yang menyajikan dakwah, misalkan ceramah dengan menjelaskan
tentang pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam kesenian tersebut ataupun
ceramah lain, itu akan lebih mudah diterima oleh masyarakat, sehingga perhatiannya
dapat tercurahkan untuk mendengarkan ceramah, diharapkan dengan cara tersebut
masyarakat akan lebih mudah menerimanya.
6. 3. Penutup
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan, hal ini dikarenakan keterbatasan penulis dalam mengkaji
masalah tersebut. Meskipun skripsi ini tersusun dalam kesederhanaan, penulis
berharap semoga skripsi ini memberikan suatu manfaat baik bagi penulis, maupun
pembaca.

Catatan kaki
1Abd. Rosyad Shaleh, Managemen Dakwah Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1987, Hal. 1
2 H. Halimi AR, Problematika Dakwah Masa Kini dan Pemecahannya, naskah makalah yang
disampaikan dalam seminar pada tanggal 24 februari 2003 Hal. 1
3 Al-Qur’an dan terjemah, CV. Al-Waah, Semarang, 1993, Hal. 93
4 Bambang Sugito, Dakwah Melalui Media Wayang Kulit, Aneka, Solo, 1992, Hal. 11
5 Sufirman Eka Ardhana, Jurnalistik Dakwah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Cet I, 1995, hal v
6 Wawancara dengan Pak Sutisno, pada tanggal 17 Februari 2004
7 Yani Mutriani, Efektifitas Siaran Agama Islam Lewat Radio Bagi Perubahan Kehidupan Beragama
Islam Masyarakat Kecamatan Tegal Timur, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang,
1999, Hal. 65
8 Endah Listiyaningsih, Pengaruh Pengajian Bulanan terhadap Peningkatan Ibadah Sholat Karyawan
Robinson Semarang, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, 2002, Hal. 57-58
9 Fitrotin Zumala, Pengaruh Dakwah Bil Lisan terhadap Peningkatan Ibadah Sholat Ibu-Ibu Jamaah
Pengajian Muslimat di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo, Semarang, 2002, Hal.101-102
10 Nasruddin, Pengaruh Dakwah Bil Lisan terhadap Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Islam (Studi
Kasus Kompleks TNI AL Kalibanteng Semarang, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2003, Hal. 56
11 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Rosda Karya, Bandung, 2002, Hal. 6
12 Ibid
13 A. W. Widjaja, Komunikasi (Komunikasi dan Hubungan Masyarakat), Bumi Aksara, Hal. 14-15
14 Ibid, Hal. 15
15 Ibid, Hal. 15-16
16 A. Muis, Komunikasi Islami, Rosda Karya, Bandung, 2001, Hal. 66
17 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1997, Hal. 43
18 A. Muis, Komunikasi Islami, opcit, Hal. 89
19 Anwar Masy’ari, Studi Tentang Ilmu Dakwah, Banjarmasin, 1979, Hal. 19
20 Aminuddin Sanwar, Ilmu Dakwah, Fakulas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, ….Hal.75
21 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Al-Ikhlas, Surabaya, 1983, Hal. 62
22 Ibid, Hal. 62-63
23 Ibid, Hal. 63-64
24 Heru Wibowo, Pengaruh Bulletin Al-Islam terhadap Pengetahuan Keagamaan Masyarakat
Kecamatan Ngaliyan, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2005, Hal. 53-54
25 Mundiri, Logika, Rajawali Pers, Jakarta, 2000, Hal. 4
26 Jamaludin Ancok dan Fuad Nashori, Psikologi Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, Hal. 76-78
27 Ibid, Hal. 81-82
28 Ibid, Hal. 31
29 Burhan Bungin, Erotika Media, Muhammadiyah University Press, Surakarrta, 2001, Hal. 22
30 Ibid, Hal. 22-23
31 Ibid, Hal. 23
32 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Grasindo, Jakarta, 2000, Hal. 21
33 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1990, Hal. 57
34 Wardi Bahtiar, Metodologi Penenlitian Ilmu Dakwah, Logos, Jakarata, 1999, Hal.
35 Sutrisno Hadi, Metodologi Research 3, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta, 1980, Hal. 22
36 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (editor), Metode Penelitian Survai, LP3S, Jakarta, 1989, Hal.
3
37 Asep Saiful Muhtadi dan Agus Ahmad Safei, Metode Penelitian Dakwah, Metode Penelitian
Dakwah, Pustaka Setia, Bandung, 2003, Hal, 88
38 Jamaludin Ancok dan Fuad Nashori, Psikologi Islam, opcit, Hal. 78
39 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi IV), Rineka Cipta,
Jakarata, 1998, Hal. 114
40 J Supranto, Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran, Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta, 1978, Hal. 32
41 Ibid, Hal. 34
42 Suharsimi Arikunto, , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi IV), opcit, Hal.
107
43 J Supranto, Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran, opcit, Hal. 34
44 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara, Jakarta,
1996, Hal. 60
45 Moh Natsir, Metode Penelitian, Ghalis Indonesia, Jakarta, 1999, Hal. 234
46 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi, Yogyakarta, 1984,
Hal. 136
48 Wawancara dengan pak Dahroni pada tanggal 8 februari 2005
49 wawancara dengan pak Sutrisno tanggal 17 Februari 2005
50 wawancara dengan pak Sutrisno tanggal 17 Februari 2005
51 wawancara dengan pak Iwan Suyoto dan pak Sutrisno tanggal 16 Februari 2005
52 wawancara dengan pak Iwan Suyoto dan mas Ipul, tanggal 18 Februari
53 Wawancara dengan pak Iwan Suyoto tanggal 8 Januari 2006

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

0 comments: